"Dicocokkan dengan masing-masing daerah ini, yang dibutuhkan energi apa," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan, di Hotel Royal Kuningan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2016).
Dirinya mencontohkan, pembangunan energi dengan memanfaatkan gas bisa dilakukan di Papua Barat. Bahkan pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) bisa dimanfaatkan oleh daerah di Papua Barat, Maluku, hingga Maluku Utara yang masih terjangkau.
"Tapi kalau sudah di gunung Papua, enggak bisa itu. Enggak ada LNG yang diangkut pesawat terbang, itu enggak bisa karena risikonya besar sekali. Kalau mau bikin pipa dari bawah ke atas akan setengah mati," jelas dia.
Jonan menambahkan, tak bisa jika memanfaatkan batu bara yang dihasilkan di Kalimantan untuk dibawa ke Papua. Selain karena sulitnya distribusi, harga yang didapat untuk energi itu juga akan menjadi mahal.
Mahalnya jalur distribusi bisa dilihat dengan tingginya harga listrik untuk kawasan industri di Sumatera Utara. Pasalnya gas yang dipakai berasal dari Bintuni, Papua Barat disalurkan ke Arun baru disambungkan melalui pipa ke Belawan, Medan, Sumatera Utara.
"Supaya listrik ini enggak perlu gas itu di Bintuni ke Arun lalu dikirim ke Sumatera Utara. Jadi ini penting, saya kalau ini dibenahi di EBTKE cari yang less cost. Saya enggak bangga kalau (EBTKE) ini di harga yang berapa pun juga," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News