Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan pembangunan infrastruktur CNG itu merupakan solusi sementara sebelum infrastruktur pipa gas bumi sampai ke wilayah tersebut. CNG dibawa dari Jawa Timur kemudian dipasok ke Jawa Tengah sebagai titik pasar.
"Pasokan gas bumi dalam bentuk CNG yang tersedia di Stasiun Penurun Tekanan (Pressure Reducing Station/PRS) Tambak Aji," kata Rachmat di Semarang, Kamis, 3 Oktober 2019.
Ia menjelaskan untuk rata-rata harian, gas bumi yang dipasok PGN untuk sektor industri dan rumah tangga di wilayah Semarang, dikonsumsi sekitar 220 ribu-250 ribu meter kubik per bulan.
Sedangkan pemakaian rata-rata gas bumi untuk sektor rumah tangga di 2019 sebesar 22 ribu meter kubik per bulan, yang mengalami kenaikan 37 persen dibandingkan dengan 2018.
"Angkanya memang berada di atas angka konsumsi gas bumi rumah tangga, bahkan kenaikan konsumsi gas bumi masih dalam cakupan volume gas bumi yang tersedia di PRS Tambak Aji," jelas dia.
Rachmat mengungkaokan keberadaan jaringan pipa gas atau infrastruktur gas sangat penting bagi perusahaan karena menjamin pasokan gas di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
Ke depannya, PGN berharap koneksi infrastruktur gas bumi Trans Jawa dapat tersambung. Mulai Jawa Barat dan Sumatera sehingga akan meningkatkan keandalan pasokan serta perluasan pasar gas bumi untuk utilisasi gas bumi domestik.
"Pembangunan berbagai infrastruktur gas itu menjadi prioritas utama PGN, mengingat semakin besarnya kebutuhan energi yang lebih efisien di berbagai wilayah di Indonesia, terutama untuk daerah-daerah yang selama ini belum terjamah gas bumi dan memiliki potensi ekonomi yang sangat baik untuk pengembangan sektor kelistrikan, industri, transportasi, dan rumah tangga," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News