Pejabat Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Jayawijaya Arisman Chaniago mengatakan harga naik tanpa petunjuk pemerintah. Kabid Perdagangan di Disnakerindag itu menambahkan kenaikan harga terjadi karena tempat pengisian BBM tutup, termasuk pengusaha bahan pokok juga belum membuka tempat usaha mereka.
"Kalau ada harga yang mencapai Rp100 ribu per liter di Kota Wamena itu harga yang ditetapkan oleh oknum dan kami dari Disnaker akan tindak tegas dengan pencabutan surat izin," kata Arisman, di Wamena, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 27 September 2019.
Tidak hanya itu, harga sayur di sejumlah tempat juga dilaporkan naik dari Rp20 ribu menjadi Rp30 ribu per ikat. Pemerintah mengharapkan pedagang tidak mengambil kesempatan dengan peristiwa tersebut untuk menaikkan harga kebutuhan pokok.
"Kami sampaikan kepada para pedagang untuk membuka kios-kios yang masih ditutup untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dan kami akan melakukan pemantauan harga," tukasnya.
Berdasarkan pantauan, beberapa toko, kios penyedia bapok di pusat Kota Jayawijaya mulai dibuka setelah tiga hari tutup. Sementara untuk penjual BBM jenis solar dan bensin eceran, belum banyak yang buka.
Operasional perbankan di Wamena usai aksi demo anarkis hingga Selasa 24 September masih lumpuh. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua Naek Tigor Silaban mengakui belum ada aktivitas perbankan di Wamena. "Memang benar aktivitas pelayanan di perbankan masih lumpuh karena belum beroperasi usai demo yang terjadi di wilayah tersebut," katanya.
Setidaknya tercatat ada lima bank yang beroperasi di Wamena yaitu BPD Papua, BRI, BNI dan Bank Mandiri serta satu BPR Irian Sentosa. Silaban menambahkan walaupun operasional perbankan belum aktif namun ketersediaan uang tunai di ATM tetap terpenuhi.
"ATM milik bank-bank itu tetap beroperasi dan kebutuhan uang tunai tetap tersedia, serta uang yang dititipkan di kantor kas BPD Papua Wamena aman, pungkas Naek Silaban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News