Manager External Communication Pertamina Arya Dwi Paramita menjelaskan, berdasarkan pemantauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, beberapa kota besar di Indonesia memiliki kualitas udara yang sudah melampaui ambang batas baku mutu udara yang sehat.
Jakarta, misalnya, per Januari 2017 hingga Januari 2018, kualitas udaranya mencapai 35 μg/m³, sudah melampaui standar WHO 25 μg/m³. Penyebab utamanya adalah gas buang kendaraan bermotor dengan mesin yang menggunakan BBM berkualitas rendah.
"Menjelang pelaksanaan Asian Games pada Agustus 2018 dan Pertemuan IMF pada Oktober 2018, pemerintah mensyaratkan penggunaan BBM setara Euro 4 mulai Mei 2018 di Jabodetabek, Palembang, Surabaya, Yogyakarta, Banyuwangi, Bali, Bandung dan Labuan Bajo," kata Arya, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.
Menurut Arya penyiapan BBM setara Euro IV sesuai peraturan akan berlangsung secara bertahap di Indonesia. Lebih lanjut, dijelaskan juga bahwa ketersediaan dan distribusi BBM berkualitas akan berdampak positif bagi kepentingan produksi dan daya saing industri otomotif nasional.
"BBM berkualitas dan ramah lingkungan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen, apalagi produsen otomotif telah mensyaratkan BBM berkualitas tinggi dengan oktan 92 untuk kendaraan di atas 2010," tutur Arya.
Terkait penyediaan BBM standar Euro IV itu, Pertamina tengah menjalankan berbagai program modernisasi kilang (Refinery Development Masterplan Program/RDMP) dan pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery/GRR).
Dengan program ini, dalam lima hingga tujuh tahun ke depan Pertamina menargetkan bisa memproduksikan BBM berkualitas dan ramah lingkungan standar Euro V. Saat ini, sejumlah kilang Pertamina antara lain di Balikpapan, Balongan dan Cilacap, telah disiapkan untuk menghasilkan produk BBM berkualitas tinggi seperti pertamina dex, pertamax, dan pertamax turbo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News