Ilustrasi (MI/ARYA MANGGALA)
Ilustrasi (MI/ARYA MANGGALA)

Pemerintah Optimistis Dapat Keuntungan dari Penjualan Premium

Annisa ayu artanti • 07 April 2017 08:58
medcom.id, Jakarta: Pemerintah masih optimistis pada akhir tahun PT Pertamina (persero) dapat memperoleh keuntungan dari penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium. Keyakinan itu terus tumbuh meski saat ini perseroan sudah menabung kerugian.
 
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, IGN Wiratmaja mengatakan, pemerintah telah memperhitungkan segala aspek terkait keputusan untuk tidak mengubah BBM jenis premium penugasan dan solar subsidi untuk April hingga Juni.
 
Adapun perhitungan yang dimaksud mulai dari aspek sosial sampai kondisi ekonomi menjelang puasa, Lebaran, dan libur anak sekolah Dengan harga yang tidak berubah yakni premium Rp6.450 per liter dan solar subsidi Rp5.150 per liter maka harga tersebut di bawah harga keekonomian.

Tetapi pemerintah yakin melihat tren ICP yang mengalami penurunan, kerugian yang diperoleh Pertamina tidak terlampau besar. Tentu pemerintah terus mendorong agar kinerja Pertamina tetap positif terutama berkontribusi bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM.
 
"Sekarang tren juga lagi turun. ICP USD48,71 koma sekian. Tapi harga keekonomian masih di atas harga yang ditetapkan sekarang. Karena mempertimbangkan kondisi perekonomian, mau Lebaran terus kondisi sosial dan sebagainya. Kita berharap di akhir tahun bisa pas-pasan," kata Wirat, di Jakarta, Kamis 6 April 2017.
 
Sebagai pemerintah, Wirat menjelaskan, pada Januari hingga Maret memang Pertamina memperoleh kerugian atas penjualan premium. Untuk April hingga Juni pemerintah akan memantau perkembangan harga minyak, jika harga minyak turun terus artinya kerugian Pertamina tidak akan terlalu besar.
 
Pemerintah akan mengevaluasi kembali harga BBM pada 1 Juli mendatang. "Maret sampai Juni kita lihat, ini kita lihat seberapa jauh turunnya. Kita akan evaluasi lagi 1 Juli," ucap dia.
 
Lebih lanjut, pemerintah tidak menyiapkan bantalan khusus jika perusahaan migas pelat merah tersebut memupuk rugi. Tapi, Wirat melanjutkan, pada penetapan 1 Juli, pemerintah berharap Pertamina sudah menabung keuntungan. Sehingga pada akumulasi akhir tahun Pertamina mencatat keuntungan bukan kerugian.
 
"Kita lihat 1 juli ya. Kalau ditutup itu satu tahun. Jadi dilihat naik turun naik turunnya. Kayak tahun lalu kan ujung-ujungnya plus kan," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan