Dalam hal energi berkeadilan, salah satunya adalah penerapan program bahan bakar minyak satu harga yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina (Persero) Syahrial Mochtar menjelaskan program harga bahan bakar minyak (BBM) satu harga fokus pada daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar). Pada tahun ini, ada 50 titik di daerah 3T yang akan diselesaikan. Pada 2019, targetnya ada 150 titik daerah 3T bisa menerapkan program BBM satu harga.
Adapun wilayah 3T yang dimaksud adalah daerah-daerah di Papua, Kalimantan Utara, Sulawesi, dan Maluku yang selama ini jauh dari jangkauan. Di Wamena, misalnya, dulu harus pakai pesawat untuk distribusi sehingga dihitung sebagai biaya, makanya ada harga Rp100 ribu (per liter).
"Sekarang kita (Pertamina) yang tanggung distribusinya (dengan pesawat)," kata Sekretaris Perusahaan Pertamina Syahrial Mochtar, usai kuliah umum Badan Usaha Milik Negara untuk Negeri dikutip dari Media Indonesia, Minggu 29 Oktober 2017.
Ia pun menyebut, dana yang dikeluarkan untuk program ini sudah mencapai Rp800 miliar. Jumlah tersebut ke depan akan bertambah.
Besarnya dana yang dikeluarkan menunjukkan dua fungsi yang diemban Pertamina sebagai perusahaan milik negara. Pertamina tidak hanya bertugas sebagai korporasi untuk mencari keuntungan, tetapi juga bertugas sebagai public service bagi masyarakat.
Selain program BBM satu harga, Pertamina tengah memprioritaskan meningkatkan produksi energi agar ketersediaan energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Direktur Perencanaan, Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Gigih Prakoso Soewarto menambahkan, upaya ini juga dimaksudkan agar produk-produk Pertamina bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Kami berupaya menyediakan dan mendistribusikan energi ke seluruh tanah air," kata dia.
Pengembangan energi baru dan terbarukan dan konservasi energi merupakan salah satu yang dilakukan untuk meningkatkan produksi energi. Bentuk energy baru terbarukan, antara lain, dengan membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi dan pembangkit listrik tenaga surya.
Ia mengatakan, peran perguruan tinggi dibutuhkan untuk mewujudkan program-program tersebut. Pasalnya, di perguruan tinggilah sumber daya manusia yang andal dididik agar mempu membuat terobosan, inovasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah juga mengamini pentingnya peran perguruan tinggi dalam pembangunan energi yang berkeadilan. Kalau mau membuat pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan, kaya dia, dibutuhkan usaha kolektif dari BUMN, pemerintah, dan masyarakat sipil, termasuk mahasiswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id