Menteri ESDM Arcandra Tahar (MI/ROMMY PUJIANTO)
Menteri ESDM Arcandra Tahar (MI/ROMMY PUJIANTO)

5 Program yang Jadi Fokus Menteri ESDM

Annisa ayu artanti • 15 Agustus 2016 08:32
medcom.id, Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tetap menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai amanat perundang-undangan. Hal itu akan tetap seperti itu meski Menteri ESDM Arcandra Tahar sempat diterpa isu memiliki dwi kewarganegaraan dan berpaspor Amerika Serikat (AS).
 
Adapun terkait isu dwi kewarganegaraan itu, Menteri Arcandra telah membantahnya. Ia menegaskan bahwa dirinya masuk berpaspor Indonesia dan paspornya masih valid hingga saat ini. Terlepas dari isu itu, dalam sebuah pertemuan singkatnya kemarin. Arcandra membeberkan lima program yang menjadi fokus selama dia menjabat sebagai Menteri ESDM.
 
Arcandra mengklaim dia diberi amanah bekerja dibidang sektor energi dan harus membenahinya sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini akan dilakukannya dalam rangka memperkuat ketahanan energi di Tanah Air.

"Pertama saya diberikan amanah oleh Presiden untuk bekerja di Kementerian ESDM. Karena banyak hal yang harus kita selesaikan dalam waktu cepat. Untuk itu minggu pertama target saya adalah rapat," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Minggu 14 Agustus.
 
Arcandra menyebutkan fokus pertama yang dibahasnya adalah mengenai lapangan Abadi, Blok Masela. Menurut perhitungannya biaya pengembangan Blok Masela melalui mekanisme kilang LNG darat (onshore) dapat diturunkan signifikan.
 
Sebagaimana diketahui berdasarkan perhitungan tim Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), pengembangan melalui mekanisme onshore tersebut bisa memakan biaya yang mahal yakni USD19 miliar doalr.
 
"Masalah ongkos di Masela yang dulunya di onshore sekitar agak tinggi ya, Alhamdulillah bisa kita kurangi sekarang dan signifikan kurangnya," ucap dia.
 
Kedua, terkait masalah pengembangan wilayah kerja laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) yang dikerjakan oleh Chevron Indonesia Company (Cico). Ia mengaku telah bertemu dengan Chevron dan dalam pertemuan tersebut Chevron berkomitmen untuk melanjutkan proyek tersebut.
 
"Minggu lalu saya bertemu dengan timnya Chevron berkaitan dengan masalah IDD dan komitmen Chevron untuk masalah IDD tetap akan lanjutkan proyek tersebut," ungkap dia.
 
Ketiga terkait dengan pengembangan wilayah perairan Natuna yang memiliki cadangan gas yang sangat besar. Ia mengakui banyak tantangan untuk mengembangkannya. "Banyak tantangan di sana," tuturnya.
 
Keempat, berkaitan dengan Blok Mahakam. Beberapa langkah sedang dibicarakan untuk menjaga kestabilan produksi Blok Mahakam agar tidak turun. Kelima, selain persoalan migas, juga ada pembahasan mengenai program kelistrikan yakni megaproyek 35 ribu megawatt (MW).
 
Dalam hal ini, dirinya tidak menampik banyak kendala dalam menjalankan porgram ini. Oleh karena itu yang ditekankan adalah koordinasi yang baik di lingkungan Kementerian ESDM dan PLN.
 
"Hanya dengan satu kata bahwa saling keterbukaan. Bahwa apa yang sedang kita bantu dari sisi Kementerian ESDM, dan dari sisi PLN harus kita sinkronkan," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan