"Saya sudah sampaikan kepada Presiden, bahwa proyek 35 ribu megawatt (mw) seperti dalam Nawacita itu tidak mungkin apabila tidak menggunakan panas bumi. Jika kita menggunakan energi fosil, mungkin akan habis 50 tahun. Untuk itu, mengapa kita tidak memanfaatkan energi panas bumi," kata Wakil Ketua DPR Agus Hermanto, dalam kunjungan kerja di PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang yang bertepatan dengan pengoperasian PLTP berskala kecil 3MW Kamojang, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat 3 Maret 2017.
Menurut Agus, tak ada alasan untuk menunda pengembangan panas bumi. Sebab, anggaran untuk panas bumi sendiri sebenarnya sudah ada, tak lama setelah Presiden Jokowi menandatangani COP 21. "Bahkan kemarin, saya sampaikan kepada Kementerian ESDM, bahwa anggaran dari Bank Dunia ada," lanjut Agus.
Salah satu wujud pengembangan panas bumi, menurut Agus adalah melalui berbagai kajian dan riset. Termasuk di antaranya, kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan (BPPT) dan PGE melalui PLTP 3MW tersebut.
"Kita memang harus membuat komitmen untuk keberpihakan kepada panas bumi. Tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan komersial dan ekonomi. Di situlah juga peran pengkajian-pengkajian," kata Agus.
PLTP 3MW di Kamojang diharapkan menjadi pilot plant untuk pengembangan panas bumi di tanah air. PLTP ini memiliki peran strategis, karena memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi, mencapai 70 persen.
Menristek dan Dikti Muhammad Nasir menyambut baik kerja sama tersebut. Menurut Nasir, kerja sama melalui PLTP 3MW merupakan kolaborasi antara perekayasa dengan industri untuk pemenuhan energi dalam negeri. Untuk itulah Nasir berharap, agar kerja sama dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan di seluruh daerah yang mempunyai potensi panas bumi tinggi.
Direktur Operasi PGE Ali Mundakir menambahkan, PLTP 3 MW ini bisa menjadi sejarah perkembangan panas bumi di Indonesia. Termasuk di antaranya Sumatra, Sulawesi, dan Indonesia bagian timur.
"Mudah-mudahan riset yang dilakukan BPPT di Kamojang akan kembali membuat sejarah baru, pengembangan geotermal dengan small scale mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik, sehingga bisa dikembangkan di seluruh Indonesia. Dengan demikian, potensi geotermal yang kita dengung-dengungkan sebagai yang terbesar di dunia, bisa kita optimasikan untuk menerangi Nusantara, sebagaimana Nawacita yang dicita-citakan Bapak Jokowi," pungkas Ali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News