Ilustrasi B20. (FOTO: Medcom.id/Desi Angriani)
Ilustrasi B20. (FOTO: Medcom.id/Desi Angriani)

Dua Kendala Penerapan B20

Annisa ayu artanti • 24 September 2018 15:55
Jakarta: Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) mengakui penerapan kebijakan pencampuran solar dengan campuran 20 persen biodiesel (B20) masih terkendala.
 
Ketua Umum Aprobi MP Tumanggor mengatakan kendala yang terjadi adalah cuaca dan ketersediaan armada sehingga para produsen kesulitan mengirimkan minyak sawit ke daerah-daerah.
 
"Masih ada beberapa (daerah) yang belum tersuplai karena kadang-kadang begini, kapal pengangkutnya kecil, dan kalau ombak besar tidak bisa mengirim," kata Tumanggor saat berbincang dengan Medcom.id, beberapa waktu lalu.

Ia menuturkan sejauh ini beberapa kapal pengangkut biofuel hanya berkapasitas 1.000 sampai 2.000 ton sehingga jika terjadi cuaca buruk, kapal harus berhenti, dan baru akan melanjutkan perjalanan jika cuaca membaik. Kondisi tersebut memakan waktu pengiriman.
 
"Kadang-kadang ketersediaan kapal juga masih kendala, sehingga ada satu dua perusahaan yang tidak bisa menyuplai tepat waktu," ucap dia.
 
Lebih lanjut, Tumanggor mencontohkan, di Aceh hanya terdapat satu kapal yang bisa mengangkut biofuel. Kapal itu tidak bisa berlayar setiap hari. Hal ini yang menjadi kendala penyaluran.
 
"Satu daerah Simeulue, di Aceh, kapal hanya bisa satu truk. Kapasitasnya tidak bisa, dia membawa dua atau tiga truk. Kapalnya juga tidak tersedia setiap hari," imbuh dia.
 
PT Pertamina (Persero) sebelumnya mengklaim kekurangan pasokan minyak sawit untuk menjalankan mandatory Biodiesel 20 persen (B20).
 
Saat ini 112 terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina yang telah siap mengolah minyak sawit (Fatty Acid Methyl Esters/FAME) untuk dicampur ke Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar guna penerapan B20 dan menyalurkannya kepada masyarakat masih kekurangan kekurangan pasokan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) dari Badan Usaha yang memproduksi Bahan Bakar Nabati (BBN).
 
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebutkan, dari 112 terminal BBM, baru 69 terminal BBM yang sudah menerima penyaluran FAME. Sementara sebagian besar daerah yang belum tersalurkan FAME berada di kawasan timur seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Sulawesi.
 
"Seluruh instalasi Pertamina sudah siap blending B20. Namun penyaluran B20 tergantung pada suplai FAME, di mana hingga saat ini suplai belum maksimal didapatkan," kata Nicke dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 21 September 2018.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan