Ilustrasi pembangkit listrik -- MI/Denny
Ilustrasi pembangkit listrik -- MI/Denny

Proyek Pembangkit 35 Ribu MW Wajib Pakai Teknologi CCT

Annisa ayu artanti • 24 Maret 2015 15:36
medcom.id, Jakarta: Pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (mw) menggunakan energi batu bara dirasa belum berdampak positif bagi lingkungan. Pasalnya, emisi gas karbondioksida yang dihasilkan dapat menyebabkan polusi udara.
 
Direktur Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman, pun mengungkapkan proyek pembangkit ini akan dibuat lebih ramah lingkungan.
 
"Pemerintah sudah menyalurkan untuk membuat Clean Coal Technology (CCT) pada pembangkit listrik," kata Jarman, dalam acara Indonesia Power Project Finance, di Ruang Mutiara 10, Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Menurut Jarman, mayoritas pembangkit listrik yang ada di Indonesia masih menggunakan energi batu bara. Hal inilah yang mendorong pemerintah mengharuskan penggunaan teknologi batu bara ramah lingkungan seperti CCT.
 
Ia pun menegaskan, untuk pembangunan pembangkit listrik lebih dari 600 mw harus menggunakan super clean coal agar emisi dari pembakaran batu bara tersebut bisa dikendalikan. "600 mw di atas, wajib pake super green coal,"  tegasnya.
 
Jarman pun memberi contoh PLTU yang sudah ramah lingkungan yaitu Batang. "Seperti Batang. Nanti juga ada Cilacap ekspansi kemudian Cirebon ekspansi," paparnya.
 
Sekadar informasi, CCT digunakan untuk mengurangi polutan seperti SOx, NOx dan partikel halus (abu terbang) yang dilepas saat pembakaran batu bara. SOx dan NOx adalah polutan penyebab hujan asam.
 
Saat ini pengembangan CCT juga diarahkan untuk mengurangi emisi CO2 dengan harapan pada masa mendatang, energi dari batu bara yang cadangannya sangat besar didunia dapat dimanfaatkan tanpa menyebabkan terjadinya pemanasan global.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan