Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani membantah penurunan konsumsi premium dikarenakan perusahaan dengan sengaja mengurangi volume dan sengaja menambahkan volume pada produk BBM lain seperti pertamax dan pertamax turbo.
"Peralihan pertamax ke pertamax turbo, ini bukan masalah premium dikurangi," kata Yenni, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, di Komplek Parlementer, Senayan, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2017.
Yenni menjelaskan, peningkatan jumlah konsumen pada pertamax dan pertamax turbo dikarenakan kinerja bagian pemasaran yang membuat produk tersebut lebih unggul dibandingkan dengan premium. Sehingga jumlah konsumen penggunanya terus mengalami peningkatan setiap bulannya.
"Tetapi memang tim pemasaran kami berusaha melakukan kegiatan pemasaran. Sehingga permintaan dari produk-produk tersebut jadi lebih baik dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Jadi secara umum memang usaha yang dilakukan tim pemasaran cukup kuat," jelas dia.
Memperjelas pernyataan Yenni, Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan BBM nonsubsidi seperti pertalite, pertamax, dan pertamax turbo memang mengalami kenaikan. Sedangkan premium terus mengalami penurunan jumlah konsumsi
Untuk pertalite, pada Januari 2016 sampai dengan Desember 2016 mengalami kenaikan sangat signifikan yakni mencapai 453 persen. Pada Januari jumlah konsumsi per hari sebesar 3.538 Kiloliter (Kl). Ketika Desember 2016 menjadi 16.041 Kl.
Pangsa pasar pertamax juga mengalami kenaikan sepanjang 2016 yakni pada Januari 2016 hanya 8,4 persen menjadi 17 persen di akhir 2016. Hal yang sama juga terjadi pada produk pertamax turbo, pada awal tahun hanya menduduki 0,6 persen dari seluruh produk Pertamina. Tetapi diakhir tahun naik menjadi 0,8 persen
Kenaikan sejumlah produk BBM tersebut yang akhirnya menggerus pangsa pasar premium. Pada Januari 2016, pasar premium masih menduduki 86,8 persen dari total volume BBM yang dijual Pertamina. Namun pada Desember 2016 terjun ke angka 45 persen.
Pertamina Targetkan Penjualan BBM Naik
Lebih lanjut, Iskandar menuturkan, dengan melihat tren konsumsi yang terus meningkat, Pertamina menargetkan pertumbuhan volume penjualan BBM sebesar empat persen dari 2016 sebesar 60,19 juta Kl menjadi 62,89 juta Kl.
"Pada 2017, masih bisa tumbuh 62,89 juta kl. Harapan kita masih tumbuh empat persen," ucap Iskandar.
Sebelumnya dari 2015 sampai dengan 2016, perseroan berhasil menjaga pertumbuhan konsumsi sebesar dua persen dari semula pada tahun 2015 58,03 juta Kl naik menjadi 60,19 juta Kl.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News