Illustrasi. ANTARA FOTO/Wahyu Putro.
Illustrasi. ANTARA FOTO/Wahyu Putro.

Kalla Group akan Bangun Proyek LNG Regasifikasi Terminal di Bojonegara

Arif Wicaksono • 14 November 2016 20:10
medcom.id, Jakarta: Kalla Group melalui salah satu anak perusahaannya PT Bumi Sarana Migas (BSM), siap membangun Proyek Land Based LNG Receiving and Regasification Terminal yang berkapasitas 500 mmscfd (kurang lebih 4 juta ton) di Bojonegara, Serang, Banten. 
 
Proyek Terminal Regasifikasi LNG Darat dengan investasi sekitar Rp10 triliun ini sepenuhnya akan dibiayai oleh pemenuhan modal pemegang saham serta pinjaman dari Lembaga Keuangan Jepang, yang terdiri dari Lembaga Keuangan Pemerintah Jepang dan Perbankan Jepang. 
 
Proyek ini dibangun untuk mengantisipasi ancaman defisit gas di Jawa bagian Barat dan adanya kesiapan lahan yang dimiliki oleh salah satu anak perusahaan Kalla Group sejak 1990-an. Rencana pembangunan proyek ini sejalan dengan keinginan pemerintah, agar perusahaan swasta mau berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur.

Juru bicara PT Bumi Sarana Migas Nanda Sinaga, mengatakan, proyek Terminal Regasifikasi LNG di Bojonegara, Banten ini merupakan gagasan dari Kalla Group yang kemudian ditawarkan kerja sama kepada PT Pertamina (Persero) pada 2013. 
 
Proyek infrastruktur Terminal Regasifikasi LNG ini akan dibangun dengan tingkat kehandalan yang tinggi serta kompetitif dibanding dengan Terminal yang ada di Indonesia dan di regional.
 
"Kami memiliki lahan yang sangat cocok untuk proyek infrastruktur tersebut karena lahan kami berada ditepi pantai laut dengan kedalaman yang cukup serta di depan pulau sebagai pelindung ombak untuk disandari oleh kapal LNG terbesar sekelas Q-Flex dan Q-Max," jelas Nanda dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (14/11/2016). 
 
Dia juga menjelaskan bahwa ketertarikan Kalla Group dalam membangun proyek ini diawali oleh data Kementerian ESDM dan kajian Wood MacKenzie mengenai Outlook Suplai Gas pada 2013-2030.  
 
Data tersebut menunjukkan bahwa Jawa bagian Barat akan mengalami defisit neraca gas yang disebabkan oleh berkurangnya dan akan habisnya (depletion) cadangan gas dari Sumatera serta meningkatnya permintaan akan kebutuhan gas.  
 
Setelah melalui diskusi dan kajian bisnis di internal Kalla Group pada 2013, ungkap Nanda, perusahaan memutuskan menunjuk salah satu Konsultan Teknik dari Jepang yang telah berpengalaman dan memiliki teknologi terbaik, dalam merancang bangun Terminal Regasifikasi LNG, untuk melakukan studi kelayakan pendirian Terminal Regasifikasi LNG. 
 
Hasil kajian Konsultan Teknik menunjukkan bahwa lokasi tersebut sangat ideal untuk dimanfaatkan sebagai Terminal Regasifikasi LNG di Darat (Land-Based Regasification Receiving LNG Terminal).
 
Atas dasar kajian tersebut, Kalla Group mencari partner untuk pembangunan proyek ini dan telah bersepakat pada awal 2015 dengan partner dari Jepang yang berpengalaman dalam pengelolaan Terminal LNG dan distribusi gas. 
 
"Terminal ini melayani kebutuhan gas bagi masyarakat luas dengan biaya regasifikasi yang lebih murah, dibanding fasilitas regasifikasi yang ada pada saat ini. Dengan demikian, proyek ini akan sejalan dengan rencana pemerintah untuk menurunkan harga gas dalam negeri," pungkas  dia. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan