Ilustrasi pembangkit listrik. (FOTO: MI/Galih Pradipta)
Ilustrasi pembangkit listrik. (FOTO: MI/Galih Pradipta)

Program 35.000 MW, KESDM: Sudah 743 MW Beroperasi

Ade Hapsari Lestarini • 06 Mei 2017 18:09
medcom.id, Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pembangkit listrik dari program 35.000 megawatt (mw) yang telah beroperasi sebesar 743 mw dan mayoritas berbahan bakar energi bersih.
 
Sementara itu, untuk pembangkit yang dalam tahap konstruksi sebesar 13.816 mw. Selain itu, sebesar 8.210 mw pembangkit listrik telah tanda tangan kontrak. Sedangkan 5.845 mw dalam proses pengadaan dan 7. 212 mw lainnya dalam tahap perencanaan.
 
"Pembangkit listrik yang telah beroperasi terdiri dari 37 proyek dan tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua," ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Sujatmiko, seperti dikutip dari laman KESDM, Sabtu 6 Mei 2017.

Baca: Enam Kebijakan Pendukung Pencapaian Proyek 35 Ribu MW
 
Dia menjelaskan, sebanyak 30 proyek pembangkit menggunakan energi bersih, mulai dari gas bumi, surya, air, hingga biogas. Adapun hanya tujuh proyek saja yang menggunakan diesel.
 
Program yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015 ini di antaranya berada di pulau terluar dan daerah perbatasan, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur hingga Papua menggunakan pembangkit listrik dengan bahan bakar solar (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel/PLTD).
 
PLTD dipilih karena dapat dibangun dengan cepat guna mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Sementara pembangkit listrik lainnya telah menggunakan energi bersih dan ramah lingkungan.
 
"Pembangkit listrik di Gorontalo contohnya, Gorontalo Peaker, dengan kapasitas 100 mw menggunakan bahan bakar gas bumi. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Gorontalo dengan kapasitas 2 mw juga telah beroperasi di sana," jelas dia.
 
Baca: Realisasi Proyek 35 Ribu MW, 150 Investor Listrik Serbu Istana
 
Selain itu, di wilayah Sumatera, sebanyak 16 pembangkit baru yang tersebar mulai dari Provinsi Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Riau hingga Sumatera Utara, seluruh energi utama pembangkitnya bersumber dari gas bumi.
 
Adapun Mobile Power Plant (MPP) Paya Pasir di Sumatera Utara, dengan kapasitas 75 MW, pembangkit yang beroperasi penuh pada Februari 2017 lalu menggunakan bahan bakar gas bumi.
 
Sementara itu, di Kabupaten Banyumas, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) Logawa Baseh juga telah beroperasi secara komersial pada Februari 2017 lalu.
 
Selanjutnya, di Pulau Kalimantan, terdapat empat proyek Mobile Power Plant (MPP), yaitu MPP Pontianak 1-4 yang menyumbang 100 mw dan seluruhnya menggunakan gas bumi. MPP Pontianak 1-3 beroperasi penuh pada Januari 2017. Sementara MPP Pontianak 4 telah lebih dulu beroperasi pada akhir 2016.
 
"Selain itu, MPP Lombok 1 dan 2 di Nusa Tenggara Barat juga menggunakan bahan bakar gas untuk energi pembangkitnya," jelasnya.
 
Sekadar informasi, Pemerintah berkomitmen untuk merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35.000 mw. Sebesar 20.000 mw di antaranya ditargetkan selesai pada 2019.
 
Program ini dikawal dengan ketat oleh Kementerian ESDM, mengingat pemerataan kelistrikan merupakan salah satu syarat meningkatnya minat investasi. Jika tidak ada listrik maka investor akan memilih berinvestasi ke negara lain yang memiliki keandalan pasokan listrik.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan