Peneliti Senior Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyarankan kepada Kepala Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri, agar tidak mengeluarkan pernyataan kontroversial sehingga publik tidak menilai dirinya tidak konsisten.
"Faisal Basri seharusnya mendalami dulu persoalan Petral. Jangan membuat pernyataan kontroversial dulu, jangan emosional, sehingga tidak terulang lagi seperti sekarang, kalau pernyataan berubah-ubah bisa menimbulkan persepsi publik bahwa seseorang itu terkesan tidak konsisten," kata Karyono dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (20/12/2014).
Saran tersebut dilontarkan Karyono terkait pernyataan Faisal Basri yang mengakui bahwa keberadaan Petral lebih berguna di Singapura sebagai perusahaan trading dari Tanah Air. Padahal, sebelumnya Faisal secara lantang menginginkan bahwa Petral harus dibubarkan lantaran menurutnya telah menjadi sarang mafia migas.
"Mungkin Pak Fasial belum mengetahui betul Petral secara utuh, peran dan fungsinya seluk beluk Petral," ujar Karyono.
Karyono pun memaklumi apa yang telah dikatakan oleh Fasial. Menurutnya hal itu terjadi lantaran latar belakang Fasial bukan murni dari migas tetapi sebagai pengamat ekonomi.
"Kalau sekarang karena sebagai Kepala Tim Reformasi Tata Kelola Migas, sehingga memiliki kesempatan untuk mendalami Petral secara konfrehensif, itu yang membuat sikap pak Faisal berubah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News