Dalam kunjungan tersebut, pemerintah menawarkan Mubadala Petroleum untuk mengelola Blok East Natuna dan sejauh ini pihak pemerintah UEA merespons tawaran ini.
"Minggu depan saya akan ketemu dengan petingginya datang ke sini. Selasa," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis 2 November 2017.
Arcandra mengatakan, penawaran kepada Mubadala untuk mengelola Blok East Natuna karena memiliki unit usaha yakni Masdar yang memiliki teknologi untuk memisahkan karbondioksida (CO2).
"Saya masih menawarkan kalau bisa masuk ke sana. Kan mereka punya Masdar juga mengembangkan teknologi yang bisa sinergi dengan kita. Seperti pengolahan CO2 dan lain-lain," jelas dia.
Sebelumnya, perusaahan migas dunia lainnya yang berminat adalah ExxonMobil. Namun, ExxonMobil memutuskan tidak melanjutkan investasi di Blok East Natuna, karena faktor biaya yang besar dan kandungan CO2 yang mencapai 72 persen.
PT Pertamina (Persero) saat ini menjadi perusahaan yang akan mengerjakan proyek itu. Tetapi sampai saat ini belum ada perkembangan dari proyek itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News