Namun pemerintah bakal melihat kemungkinan untuk menerapkan hal tersebut di bulan Februari dengan pertimbangan kondisi harga minyak dunia masih seperti saat ini, melemah.
"Kemungkinan besar akan turun (harga premium) kalau misalnya tren harga minyak dunia masih seperti sekarang," kata Sofyan di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (12/1/2015).
Sofyan melihat, dengan dilakukan penyesuaian harga BBM dua minggu sekali mengikuti perkembangan minyak dunia sangat penting dalam rangka memberi kepastian sehingga tak menahan harga besar-besaran. Selama ini yang jadi masalah dengan penentuan satu bulan sekali akan menjadi beban ke PT Pertamina (Persero) kalau harganya naik karena ada jeda panjang. Tapi kalau 15 hari (dua minggu) jeda naik dan turun itu gak terlalu berat, seperti penentuan harga BBM pertamax.
"Sekarang premium kan Rp7.600/liter, kalau harga minyak turun dalam waktu satu bulan berarti Pertamina dapat profit, tapi kalau harga naik Pertamina harus menanggung kerugian sebulan itu. Jadi lebih pendek disesuaikan lebih baik," tuturnya.
Lebih lanjut, yang terpenting lanjut Sofyan yakni supaya masyarakat mengerti harga tersebut mencerminkan harga keekonomian yang terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News