Hal tersebut disampaikannya, dalam acara Skenario Bandung: Sketsa Energi Indonesia 2030, di Kantor Pusat PT PLN (Persero), Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (14/10/2014).
Kemudian potensi gangguan ketersediaan energi global, perebutan kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah, kebijakan yang tidak efektif, dan lainnya yang relevan dengan dengan kondisi kekinian dan berpotensi menjadi semakin berkaitan di masa depan.
Empat skenario yang tersusun dalam Skenario Bandung adalah Skenario Ombak, Skenario Badai, Skenario Karang, dan Skenario Awak. Skenario Ombak adalah skenario untuk pemerintah pusat dalam bekerja dan memperbaiki tata kelola sektor energi, dengan penekanan utama pada BUMN sebagai lokomotif pengimplementasi kebijakan.
Skenario Badai adalah skenario energi untuk mengantisipasi perubahan iklim dan harmonisasi antara sumber energi dengan energi serta teknologi yang bersih terbarukan.
Ketiga adalah Skenario Karang. Skenario tersebut merupakan skenario energi yang digunakan ditengah ketegangan konflik di luar negeri yang saling berkompetisi untuk mencari sumber energi, sehingga dapat memaksa Indonesia bergantung pada pasokan energi domestik untuk menopang pembangunan.
Sedangkan skenario yang keempat adalah Skenario Awak. Skenario Awak yaitu strategi pengendalian oerdagangan dari pemerintah pusat atas pemerintah daerah yang dapat menciptakan kesenjangan masyarakat, ketimpangan ekonomi yang tajam, serta potensi konflik di daerah. Di mana pendorong terjadinya hal tersebut adalah kompetisi untuk mencari sumber energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News