Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebutkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp94,6 triliun. Sementara outlooknya bisa mencapai Rp148,9 triliun.
"Ini dulu di APBN subsidi total berapa? Yang diputuskan APBN itu Rp94,6 triliun ternyata realisasinya Rp149 triliun. Jadi naik kira-kira hampir 60 persen," kata Jonan di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin, 17 September 2018.
Jonan mengatakan kenaikan subsidi tersebut dikarenakan kenaikan harga minyak. Di tengah meningkatnya harga minyak pemerintah memutuskan untuk tetap mempertahankan harga jual BBM jenis solar untuk tetap menjaga daya beli masyarakat.
Adapun dari kebijakan tersebut bisa diartikan pemerintah memilih untuk memikul beban kenaikan harga minyak dunia menggunakan anggaran negara ketimbang membebaninya pada masyarakat dengan menaikkan harga BBM.
"Harga minyak naik, maka subsidinya naik. Kalau subsidinya enggak naik, maka harga ecerannya yang naik," tutur mantan Dirut KAI itu.
Apabila dirinci outlook tersebut terdiri dari subsidi BBM sebesar Rp32,6 triliun atau lebih tinggi dari pagu di APBN sebesar Rp9,3 triliun yang dialokasikan untuk subsidi minyak tanah Rp3,6 triliun naik dari Rp2,2 triliun dan subsidi solar Rp29 triliun naik dari Rp7,1 triliun. Serta subsidi elpiji 3 kg Rp56,3 triliun naik dari Rp37,6 triliun dan subsidi listrik Rp60 triliun naik dari Rp47,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News