Ilustrasi gas. Foto : Kementerian Esdm.
Ilustrasi gas. Foto : Kementerian Esdm.

Anggota DPR Minta Pemerintah Turun Langsung Bor Lapangan Gas

Suci Sedya Utami • 05 Desember 2019 16:01
Jakarta: Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Gerindra Kardaya Warnika meminta pemerintah turun tangan mengebor langsung lapangan yang bisa menghasilkan gas bumi untuk memasok industri terutama pupuk yang saat ini yang suplainya makin turun.
 
Dalam rapat dengar pendapat dengan BUMN pupuk dan Ditjen Migas serta Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Kardaya mengatakan suplai gas untuk kebutuhan industri pupuk tanah air saat ini sangat mengkhawatirkan. Padahal pupuk sangat dibutuhkan untuk sektor pertanian di dalam negeri.
 
Ia ingin agar pemerintah mencermati dampak kelangkaan tersebut dan memiliki terobosan yang tepat untuk meningkatkan pasokan gas nasional. Di sisi lain dia menyadari investasi di sektor migas saat ini memiliki kecenderungan menurun ditandai dengan investor eksisting yang memilih hengkang, serta investor baru yang enggan masuk di dalam negeri.

Kardaya pun mengusulkan agar Pemerintah tidak perlu mengandalkan investor untuk bisa meningkatkan produksi dan pasokan gas bumi. Oleh karenanya pemerintah diminta untuk bisa melakukan pengeboran sendiri tanpa menunggu investor atau kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
 
"1978 enggak ada perusahaan migas yang mau pasok gas untuk pupuk. Pemerintah akhirnya turun tangan ngebor sendiri. Dengan dibor sendiri gas yang ke Pusri bisa dijual USD50 sen," kata Kardaya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Desember 2019.
 
Dia mengimbau agar pemerintah tidak terlalu menggantungkan harapan pada investor. Ia meminta agar pemerintah juga memetakan mana daerah yang industri pupuknya mendesak untuk dipasok oleh gas. Sebab pasokan gas pada industri pupuk akan sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
 
"Kalau pupuk enggak ada lalu nanti pertanian akan terpuruk dan bagaimana dengan perekonomian kita," jelas Kardaya.
 
Data dari Pupuk Indonesia, kebutuhan dan pasokan gas untuk industri pupuk di antaranya:
 
PT Pupuk Iskandar Muda kebutuhannya pada 2019 110 juta standar kaki kubik (mmscfd) namun pasokannya sebesar 30 mmscfd. Artinya ada defisit gas sebesar 80 mmscfd.
 
PT Pusri Palembang kebutuhannya pada 2019 190 mmscfd dan pasokannya sebesar 225 mmscfd. Terdapat surplus gas sebesar 35 mmscfd.
 
PT Pupuk Kujang kebutuhannya pada 2019 101 mmscfd namun pasokannya sebesar 91 mmscfd. Artinya ada defisit gas sebesar 10 mmscfd.
 
PT Petrokimia Gresik kebutuhannya pada 2019 144 mmscfd namun pasokannya hanya sebesar 132 mmscfd. Artinya ada defisit gas sebesar 12 mmscfd.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan