"Ada pihak-pihak yang berkomunikasi dengan Petral," kata Dwi ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2015).
Dwi menyebutkan ada pihak-pihak internal dan eksternal yang terdeteksi melakukan komunikasi dengan anak usahanya tersebut. Mantan bos Semen Indonesia ini mengatakan sejumlah pihak tersebut membeberikan pengaruh pada proses pengadaan minyak mentah dan BBM sehingga menjadikan harga impornya lebih mahal.
"Indikasinya dari internal Pertamina dan Swasta dari luar negeri. Pemerintah tidak ada," sebut Dwi.
Dirinya mengatakan, saat ini pihaknya tengah tengah menindaklanjuti hasil audit forensik yang dilakukan auditor Internal baik secara hukum (legal action) maupun aksi korporasi (coorporate action).
"Untuk aksi korporasi, misalnya personil Pertamina yang di Petral yang terindikasi dalam audit itu akan langsung kita proses sesuai dengan ketentuan di perusahaan," terang Dwi.
Begitu juga dengan adanya pihak ketiga yang terindikasi berhubungan dengan Petral, Pertamina bakal menganalisa lebih jauh terhadap perusahaan swasta tersebut.
"Untuk mencegah, kita akan ambil langkah terhadap pihak ketiga itu sebagai coorporate action. Begitu juga dengan legal action sedang dilakukan analisa dan apabila telah selesai tentu akan kita sampaikan ke penegak hukum," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News