"Intinya komitmen Chevron untuk tetap melakukan investasi dalam infrastruktur migas di Indonesia. Terutama pengembangan gas di laut Makassar. IDD juga akan dikembangkan sebab tahun lalu tak dapat izin," kata Sofyan, di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (9/1/2015).
Menurutnya, proyek IDD ini penting bagi Indonesia karena cadangan minyak dan gas diprediksi akan habis 11-16 tahun mendatang. Selain itu, dengan proyek ini, ada investasi yang masuk dengan nilai tidak kurang dari USD12 miliar.
"Sebagaimana kita ketahui cadangan minyak 11 tahun dan gas 18 tahun lagi. Makanya kita butuh ladang baru," ungkapnya.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi memberikan kepastian atau keyakinan serius kepada Chevron bahwa pemerintahnya akan merampungkan persetujuan izin proyek tersebut secepat mungkin.
Adapun rombongan Chevron yang datang dipimpin langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) John S Whatson. John sendiri secara langsung memperkenalkan dirinya dan jajarannya kepada Jokowi. "Terima kasih, karena bapak Presiden sudah mau menerima kami," ujar John kepada Jokowi.
Mereka juga didampingi oleh Presiden Director PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), dan Senior Vice Presiden PGPA Chevron IndoAsia Bussines unit Yanto Sianipar.
Sekadar diketahui, IDD merupakan proyek pengembangan produksi minyak dan gas laut dalam di selat Makassar yang melibatkan empat Production Sharing Contract (PSC) dan mencakup lima lapangan, diantaranya Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang. Kedalaman seabed sekitar 2.200 meter di bawah permukaan laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News