Ilustrasi. Antara/Puspa Perwitasari
Ilustrasi. Antara/Puspa Perwitasari

Waduh, 23,5 Kargo LNG Belum Laku Terjual

Gabriela Jessica Restiana Sihite • 29 Januari 2015 19:00
medcom.id, Jakarta: Diperkirakan sebanyak 23,5 kargo Liquefied Natural Gas (LNG) dari kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur masih belum terjual (uncommitted cargo) oleh PT Pertamina (Persero) pada 2015. Hal tersebut disebabkan oleh belum adanya kesepakatan harga antara Pertamina dan pembeli.
 
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan jumlah tersebut merupakan ekses atau besaran kelebihan produksi LNG yang belum laku terjual oleh Pertamina. Sebagai badan usaha yang diberikan wewenang untuk menjual LNG, Pertamina telah berdiskusi dengan para calon pembeli untuk melakukan negosiasi harga.
 
"Pembeli mau USD8 per mmbtu, sedangkan harga dari kita USD10 per mmbtu," ucap Amien, seperti dikutip Kamis (29/1/2015).

Sementara itu, ekses kargo dari LNG Bontang pada 2014 juga mencapai 23,5 kargo. Hal tersebut disebabkan oleh berakhirnya kontrak LNG Badak IV pada 2013 dan menghasilkan ekses sebesar 40 kargo. Di samping itu, kontrak LNG Korea II yang telah berakhir pada Oktober 2014 juga turut menyumbang ekses sebesar 20,4 kargo.
 
Dari jumlah ekses tersebut, Pertamina berhasil memasarkan uncommitted LNG sebesar 15 kargo.
 
Seperti yang diketahui, lifting gas bumi pada RAPBN-P 2015 telah ditetapkan sebesar 1,221 mboed. Jumlah lifting tersebut sama dengan realisasi lisfting pada 2014. Sebelumnya, pemerintah menargetkan lifting gas sebesar 1,165 mboed karena angka tersebut merupakan angka realistis lapangan.
 
Lebih lanjut, Amien menjelaskan jika proyeksi produksi gas di 2015 diturunkan menjadi 1,165 mboed, kontribusi ekses kargo akan berkurang sekitar 3 kargo. Dengan demikian, ekses kargo bisa diperkirakan hanya mencapai 20,5 kargo.
 
Di samping itu, realisasi penyerapan gas yang disediakan oleh pemerintah pada 2014 terbilang cukup kecil. Gas untuk transportasi yang dialokasikan sebesar 46 juta kubik per hari (mmscfd) hanya dapat terserap sebanyak 6 mmscfd. Untuk jaringan gas kota yang dialokasikan sebesar 7,3 mmscfd, hanya sebesar 3 mmscfd yang terserap.
 
Dengan demikian, hanya sekitar 13 persen gas untuk transportasi yang terserap dan sekitar 41 persen gas yang terserap untuk jaringan kota. "Kita alokasikan untuk PGN tetapi batal. Lalu, ada yang mau diserahkan ke PLN, tetapi PLN tidak siap. Kita siap, tetapi usernya tidak siap," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan