Hal itu disampaikan Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu dan Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina Koeshartanto pada Jumat, 20 Desember 2019 yang melihat langsung operasi M&P di Coudas Nord, Bordeaux. Koeshartanto melihat akuisisi 70 persen saham M&P membawa banyak keuntungan bagi Pertamina.
"M&P bukan hanya menjadi arm bagi Pertamina untuk beroperasi di luar negeri, tetapi kami belajar best practices dari mereka," kata Koes.
M&P diakuisisi 70 persen sahamnya oleh Pertamina pada 2016. Perusahaan yang sudah berdiri sejak 1831 itu awalnya bergerak di bidang logistik dan perjalanan. Namun sejak 1998 mereka berubah menjadi perusahaan minyak dan gas.
Saat ini M&P memproduksi minyak sekitar 40 ribu barel per hari yang berasal dari beberapa ladang migas di berbagai negara seperti Afrika, Amerika Latin, dan Kanada.
Direktur Komersial M&P Olivier Poix menjelaskan Pemerintah Perancis menerapkan kebijakan yang ketat dalam pengelolaan lingkungan. "Untuk mendapatkan izin pengeboran di Coudas Nord ini kami bukan hanya harus mendapatkan persetujuan dari Wali Kota Bordeaux, tetapi harus bertemu dengan masyarakat di sekitar lingkungan ini," aku Poix.
Presiden Direktur PT Pertamina Internasional Eksploitasi dan Produksi Denie S. Tampubolon merasakan manfaat dari kerja sama dengan M&P. Ia menyebutkan, Pertamina bisa belajar mengelola sumur kecil namun efisien dan lingkungan yang terjaga baik.
"Di Coudas Nord ini kami belajar bagaimana pengeboran minyak dilakukan tanpa harus mengganggu lingkungan. Pada awalnya mereka harus menyiapkan alas karena ibaratnya tidak boleh ada satu tetes pun minyak hanya tumpah ke tanah," ujar Denie. (Suryopratomo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News