Menteri ESDM Ignaisus Jonan mengatakan, dalam mengelola Blok Mahakam, PT Pertamina (Persero) dapat menawarkan saham kepada kontraktor existing yakni PT Total E&P Indonesie (TEPI) dan Inpex Corporation. Kemudian, kegiatan produksi dan pengelolaan bisa dilakukan bersama ketika kontrak Blok Mahakam sudah beralih kepada Pertamina, dengan catatan Pertamina sebagai pemegang saham mayoritas.
"Penawaran saham bisa mencapai maksimal 39 persen kepada kontraktor existing dan Pertamina bisa melaksanakan kegiatan operasi produksi bersama-sama dengan kontraktor existing," kata Jonan dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu 11 Maret 2017.
Jonan menjelaskan, Blok Mahakam saat ini masih dikelola oleh operator existing yakni TEPI dan Inpex. Masa kontrak mereka akan berakhir pada 31 Desember 2017. Saat ini Blok Mahakam dalam tahap transisi pengelolaan dari kontraktor existing kepada kontraktor baru yaitu anak usaha PT Pertamina yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PT PHM).
Lebih lanjut, Jonan menuturkan dalam proses transisi ini aspek sumber daya manusia (pekerja) menjadi aset yang berharga bagi perusahaan. Oleh karenanya, ia berharap dalam proses transisi ini tidak menimbulkan sedikit pun kekhawatiran kepada para pekerja seperti PHK atau dirumahkan.
"Pekerja di sini, terutama yang masih muda-muda, jangan khawatir. Transisi kepemilikan dan pengelolaan Blok Mahakam diupayakan tidak menimbulkan kekhawatiran bagi para pekerja," tegas Jonan.
Senada dengan Jonan, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menambahkan, bahwa bagi pekerja yang berprestasi, ke depan akan terbuka peluang karir yang lebih tinggi dan lebih luas di lingkungan Pertamina.
"Pekerja yang berprestasi di Blok Mahakam (PT PHM), bisa saja menduduki jabatan yang lebih tinggi di unit usaha Group Pertamina," pungkas Amien.
Sekadar informasi, TEPI dan Inpex Corporation menjadi operator pengelola Blok Mahakam sejak 1966 silam saat Kontrak Kerja Sama (KKS) WK Mahakam ditandatangani pada 6 Oktober 1966 dan berakhir 30 Maret 1997.
Kontrak tersebut telah diperpanjang pada 11 Januari 1997 dan akan berakhir pada 31 Desember 2017. Blok ini meliputi lapangan gas Peciko, Tunu, Tambora, Sisi-Nubi dan South Mahakam. Selain itu termasuk juga lapangan minyak Bekapai dan Handil.
Wilayah kerja ini memiliki luas 2.738,51 km2 dan terletak di Provinsi Kalimantan Timur serta merupakan wilayah kerja onshore dan offshore. WK Mahakam mulai berproduksi pertama kali pada 1974. Rata-rata produksi tahunan WK Mahakam saat ini adalah gas sebesar 1.635 mmscfd (juta kaki kubik per hari) serta minyak bumi sebesar 63.000 bopd (barel oil per hari).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News