Manager Fuel Ritel Pertamina MOR VIII Zibali Hisbul Masih menjelaskan untuk jenis pertalite proporsinya berubah dari 28 persen menjadi 38 persen. Sedangkan premium mengalami penurunan dari 71 persen menjadi 61 persen, sementara pertamax tetap berada di angka satu persen.
"Untuk rata-rata konsumsi harian di Oktober ini kembali berubah, di mana pertalite rata-rata hariannya sebanyak 723 KL perhari atau 40 persen, premium rata-rata hariannya 1.052 KL per hari atau 59 persen. Sedangkan pertamax tetap di satu persen atau 15 KL perharinya," ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Senin 30 Oktober 2017.
Ia menambahkan, untuk komposisi gasoil atau BBM kendaraan disel juga mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perbandingan akhir triwulan II hingga triwulan III untuk jenis dexlite proporsinya dari lima persen naik menjadi 13 persen. Sementara solar subsidi turun dari 95 persen menjadi 86 persen, dan solar non subsidi tetap di angka satu persen.
"Untuk rata-rata harian di Oktober ini, dexlite rata-rata perharinya sebanyak 90 KL atau 13 persen, solar subsidi perharinya rata-rata sebanyak 604 KL atau 86 persen. Sedangkan solar non subsidi tetap satu persen atau sebanyak 6 KL perharinya," kata dia.
Zibali memandang hal yang paling menggembirakan dari perkembangan konsumsi BBM di Maluku-Papua adalah terus meningkatnya proporsi penyerapan BBM non subsidi, khususnya pertalite dan dexlite. Dia menyebut hal tersebut perlu untuk terus ditingkatkan karena selain memiliki dampak lebih bagus bagi alam, juga bagi perekonomian.
"Larena pemerintah daerah dan Pertamina mendapat pendapatan lebih baik, dan beban pemerintah pusat untuk memberikan subsidi BBM berkurang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News