Ilustrasi pemasangan pipa gas. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari).
Ilustrasi pemasangan pipa gas. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari).

Kandungan Dalam Negeri Hulu Migas Capai 50%

Annisa ayu artanti • 23 November 2016 19:00
medcom.id, Jakarta: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat nilai komitmen pengadaan barang dan jasa di industri hulu migas periode Januari-Oktober 2016 mencapai USD6,23 miliar atau sekitar Rp80,1 triliun.
 
Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas Rudianto Rimbono mengatakan, persentase tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) berdasarkan biaya (cost basis) mencapai 49,9 persen. SKK Migas berkomitmen untuk terus meningkatkan TKDN tersebut.
 
"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan TKDN di industri hulu migas," kata Rudianto dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (23/11/2016).

Dia menjelaskan, upaya peningkatan kapasitas nasional pada industri hulu migas perlu mendapat dukungan dari pemerintah. Salah satunya adalah pemberian payung regulasi yang dapat memberikan keberpihakan dan kepastian pasar bagi pemilik teknologi untuk meningkatkan investasinya di dalam negeri.
 
Saat ini tercatat, peningkatan kapasitas nasional yang dilakukan antara lain transaksi pembayaran melalui bank BUMN/BUMD. Periode April 2009 hingga Oktober 2016 tercatat transaksi di bank BUMN/BUMD sebesar USD57,55 miliar atau sekitar Rp748 triliun.
 
Selain itu, sektor hulu migas menyimpan dana rehabilitasi pasca operasi (abandonment and site restoration/ASR) di bank BUMN. Sampai 30 September 2016 dana yang tercatat mencapai USD840 juta atau sekitar Rp11 triliun. Begitu juga dengan peningkatan nilai pengadaan barang dan jasa industri hulu migas yang dilaksanakan oleh BUMN, seperti PT. Pertamina (Persero), PT. Elnusa, PT. Wijaya Karya, PT. Rekayasa Industri, dan PT. PAL. Periode 2010-2016 nilai pengadaan sebesar USD5,63 miliar atau sekitar Rp73,5 triliun.
 
"Semua ini dampak berganda (multiplier effect) dari kegiatan hulu migas pada perekonomian nasional," imbuh dia.
 
Tidak hanya itu, Ia menambahkan, di tengah lesunya harga minyak, SKK Migas bersama kontraktor kontrak kerja sama melakukan penghematan melalui pengadaan bersama dan optimalisasi pemanfaatan aset. Untuk tahun ini yakni pada Oktober 2016, penghematan pengadaan bersama mencapai USD187 juta atau sekitar Rp2,44 triliun.
 
Sedangkan optimalisasi pemanfaatan aset sebanyak USD19,2 juta atau sekitar Rp250 miliar. Pengadaan bersama adalah pengadaan kolektif yang dilakukan kontraktor KKS yang beroperasi di wilayah berdekatan. Adapun optimalisasi pemanfaatan aset adalah pemanfaatan aset milik kontraktor oleh kontraktor lain.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan