Menteri ESDM Ignasius Jonan. (FOTO: Medcom.id/Eko Nordiansyah)
Menteri ESDM Ignasius Jonan. (FOTO: Medcom.id/Eko Nordiansyah)

Chevron Didesak Garap Gas Selat Malaka

02 Juli 2018 07:54
Washington: Pemerintah mendesak Chevron untuk segera mengeksplorasi gas di Selat Makassar. "Kalau tidak, kita belum mau membicarakan eksplorasi gas di Rokan, Riau," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di atas pesawat dalam perjalanan Washington-Dubai, Kamis, 28 Juni waktu setempat.
 
Diketahui, Chevron ingin melanjutkan eksplorasi gas di Lapangan Rokan, Riau. Setelah menjadi salah satu pembicara di World Gas Conference di Washington, AS, Rabu, 27 Juni, Jonan mendatangi kantor Cevron untuk bertemu dengan CEO of Cevron, Michael K Wirth, Rabu, 27 Juni. Dalam kesempatan itu, Jonan meminta Cevron segera membangun Indonesia Deepwater Development (IDD) Selat Makassar untuk eksplorasi gas di sana.
 
Di tengah kebutuhan gas yang akan meningkat, Indonesia membutuhkan pasokan gas, terutama untuk konsumsi dalam negeri. Bila sebagai operator di Selat Makassar Chevron segera mengeksplorasi gas di sana, Indonesia mendapat tambahan pasokan gas sebesar 1.000 mmscfd (million standard cubic feet per day/juta standar kaki kubik per hari).

Di Blok Selat Makassar Chevron berpartner dengan Pertamina dan Eni, perusahaan migas Italia.
 
"Jatuh temponya pada 2020. Kalau enggak mau bangun IDD Selat Makassar, ya, lepas saja ke Eni. Jangan dipegangin terus tapi tidak melakukan apa-apa," ucap Jonan.
 
Dalam menanggapi desakan pemerintah, Senior Vice President Government Policy and Public Affairs Chevron Indonesia Company Yanto Sianipar mengatakan, pihaknya telah mengajukan revisi pembangunan untuk eksplorasi gas di Selat Makassar.
 
"Chevron Indonesia Company telah mengajukan revisi I plan of development (POD) dan proposal perpanjangan tiga kontrak kerja sama (KKS) yang terkait dengan Indonesia Deepwater Development Tahap 2, yang merupakan salah satu Proyek Strategis National, kepada SKK Migas," tutur Yanto kepada Media Indonesia di Jakarta, Minggu, 1 Juli 2018.
 
Yanto menjelaskan revisi proyek terdiri atas pengembangan lapangan-lapangan Gehen, Gendalo, Gendanh, dan Maha secara signifikan berhasil mengurangi biaya modal dan operasi. Sementara itu, proyek IDD Tahap 1, yakni Bangka, telah memulai produksi pada 2016. (Media Indonesia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan