Gedung Pertamina. FOTO: Wikimedia Commons NaidNdeso
Gedung Pertamina. FOTO: Wikimedia Commons NaidNdeso

Pertamina Dinilai Sesuai Standar Global Tangani Tumpahan Minyak

Antara • 19 September 2019 13:03
Jakarta: Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai penanganan tumpahan minyak di perairan Karawang, Jawa Barat, yang dilakukan Pertamina selama dua bulan ini sesuai dengan standar industri migas di berbagai belahan dunia.
 
"Sudah tepat, sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) global," kata Komaidi, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Kamis, 19 September 2019.
 
Menurut dia sudah seharusnya Pertamina melakukan penanganan berlapis seperti saat ini, yakni tidak hanya berusaha menutup sumur YYA-1 yang menjadi pusat kebocoran, namun juga membuat barikade agar tumpahan minyak tidak meluas, yang antara lain dilakukan melalui barikade oil boom.

Selain itu, lanjutnya, juga berusaha membersihkan ceceran minyak yang terbawa ombak hingga ke pantai. Termasuk di antaranya, melalui upaya pemberdayaan yang dilakukan kepada nelayan.
 
"Yang dilakukan Pertamina sudah proaktif, baik aspek teknis maupun aspek demografis dengan menata masyarakat itu sendiri," ujarnya.
 
Terkait SOP global, Komaidi menegaskan, penanganan memang harus dilakukan dengan segera, termasuk melakukan evakuasi jika memang diperlukan. Pertamina, lanjut dia, sudah melakukan semua itu. BUMN tersebut dinilai sigap bertindak, termasuk melakukan evakuasi atau relokasi bagi warga yang terdampak.
 
Komaidi menyatakan tidak sependapat jika saat ini dilakukan investigasi dan pembukaan data, karena yang harus dilakukan adalah menyelesaikan persoalan darurat terlebih dahulu, yaitu menutup kebocoran. Kalaupun terdapat konsekuensi lain, imbuhnya, bisa dilakukan setelah proses-proses yang mendesak selesai dilakukan.
 
Menurut dia, jika investigasi dilakukan paralel, dikhawatirkan malah tidak optimal, baik untuk investigasnya maupun proses penanganan kebocoran yang sekarang sedang dilakukan. Begitu juga terkait data, lanjutnya, benar bahwa hak pubik untuk meminta, tetapi dalam konteks ini, perlu waktu dan tidak harus sekarang karena dikhawatirkan tidak menyelesaikan masalah.
 
Hingga saat ini, Pertamina terus fokus menangani tumpahan minyak. Untuk menutup sumur YYA-1 yang bocor, BUMN tersebut melakukan pengeboran miring (relief well) di dekat sumur tadi. Pengeboran relief well dilakukan, untuk mencapai sumur YYA-1 sebagai target. Dan sampai saat ini, proses pengeboran sudah mencapai kedalaman 8.900 kaki dari target 9.000 kaki.
 
"Kecepatan pengeboran juga sesuai standar. Upaya ini juga istimewa, karena di dasar laut. Pertamina tidak membiarkan berlarut-larut, karena memang terdapat risikonya ke ekosistem laut," pungkas Komaidi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan