Ilustrasi minyak -- FOTO: Reuters/David W Cerny
Ilustrasi minyak -- FOTO: Reuters/David W Cerny

Harga Minyak Turun, Momen Tepat Tinggalkan BBM Premium

Wanda Indana • 27 Desember 2014 14:42
medcom.id, Jakarta: Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri, mengatakan turunnya harga minyak dunia saat ini merupakan momen tepat untuk meninggalkan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium. Pasalnya, penentuan harga BBM premium selama ini tidak berdasar dan menggunakan rumus perhitungan yang ngawur.
 
"Proses pembentukan harganya tidak jelas, tidak didasari dinamika pasar karena tidak ada pasar RON88 di kawasan kita, di Asia, khususnya di Asia Tenggara itu tidak ada yang memproduksi, kalau enggak ada yang memproduksi, untuk menetapkan harga RON 88 pakai rumus aneh-aneh," jelas Faisal, dalam Diskusi bertajuk 'Selamat Tinggal Premium', di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (27/12/2014).
 
Tidak adanya rumus yang pasti dalam menentukan harga BBM jenis Premium, memicu suburnya para mafia migas. Dengan begitu, para mafia migas menentukan harga tidak mengacu pada harga pasar.

"Karena tidak ada pasarnya dan tidak ada harganya, seolah-olah RON 88 ada di ruangan gelap, muncul lah mafia-mafia ini, menentukan harga tidak lewat pasar," ketusya.
 
Faisal menyebut, pihaknya sudah mengkaji usulan peralihan penggunaa BBM premium setara RON88 dengan BBM jenis RON92. Hasilnya, pemerintah akan diuntungkan. Sebab, dengan harga yang sama, namun mendapat kualitas yang lebih baik.
 
"Ada selisih sekitar Rp800, ini momen bagus, pemerintah untung, momen bagus menghilangkan premium, dengan harga yang sama kita memperoleh kualitas yang lebih baik," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan