Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said memberi waktu dua bulan atau paling lambat akhir tahun untuk pemutusan pengembangan blok abadi yang terletak di Maluku tersebut.
"Saya beri waktu dua bulan paling lambat hingga akhir tahun. Saya kira approach kita mencari solusi profesional," kata Sudirman, dalam konferensi pers di Kantor Direktorat Jendral Ketenagalistrikan, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Sementara itu untuk mencari solusi profesional, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi telah bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli terkait soal pengembangan blok tersebut.
Mulai dari rekomendasi SKK migas kepada Menteri ESDM, kemudian regional development untuk konsep FLNG, perkuatan nasional untuk galangan kapal, dan efek lokal yang dilakukan melalui onshore.
"Rabu siang kemarin saya menghadap Pak Rizal dan saya jelaskan rekomendasi SKK Migas kepada Menteri ESDM. Juga saya jelaskan konsep regional development yang melekat pada konsep PLNG seperti apa, beliau juga happy. Kemudian saya jelaskan konsep perkuatan nasional terutama di galangan kapal. Kemudian saya jelaskan impact lokal yang ditimbulkan dari onshore FLNG seperti apa. Beliau juga happy," papar Amien.
Amien menambahkan untuk keputusan onshore atau offshore, Menteri ESDM juga meminta SKK Migas dan Dirjen Migas untuk mencari konsultan independen untuk memberikan rekomendasi terbaik.
"Beliau juga mengerti kalau kita membutuhkan konsultan independen kelas dunia. Next step, kami SKK Migas dan Dirjen Migas akan mencari konsultan independen," ujar dia.
Konsultan itu, Amien menjelaskan bukan untuk reinventing. Tetapi konsultan itu akan mengusulkan akankah dilakukan melalui onshore atau offshore.
"Itu yang harus dilihat satu persatu lagi. Kemudian mereka harus mengajukan rekomendasi profesional kepada Menteri ESDM," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News