Antam sebelumnya mengelar beauty contest atau seleksi menjaring mitra. Namun, kata Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo, kedua calon mitra yang ikut seleksi tidak dapat memenuhi persyaratan yang ada.
"Sayangnya enggak ada titik temu di antara dua calon itu sehingga sekarang kita drop dulu," kata Arie di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu, 20 Februari 2019.
Arie mengatakan persyaratan yang dimaksud di antaranya para calon harus menguasai pasar, memiliki teknologi atau pengalaman dalam operasi di bidang pertambangan. Kemudian memiliki kapasitas pendanaan serta bersedia tidak menjadi mayoritas dalam pengelolaan smelter.
Sebab dalam izin usaha pertambangan khusus (IUPK) dinyatakan setelah tahun ke enam tahun harus divestasi. Antam akan memegang mayoritas.
"Ada beberapa persyaratan ini, pihak-pihak itu ada yang tidak bisa terima, atau tidak memenuhi persyaratan," tutur dia.
Kendati gagal menggaet partner, namun Antam tetap akan melanjutkan proyek smelter tersebut. Arie bilang pihaknya akan segera melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS) tanpa mitra. Adapun pencarian mitra yang berpengalaman akan kembali dilakukan setelah FS dilakukan.
"Jadi sekarang kita akan masuk ke FS, diharapkan dalam tahun ini, toh kalau joint venture harus ada FS juga kan. Tapi sekarang kita putuskan jalan sendiri," jelas dia.
Sebagai informasi smelter tersebut direncanakan akan bisa menampung kapasitas 40 ribu ton nikel per tahun. Pembangunan ini seiring dengan produksi nikel di Pulau Gag yang akan terus bertambah. Tahun ini ditargetkan produksi nikel bisa mencapai 1,8 juta ton. Produksinya akan terus ditingkatkan hingga 3 juta ton pada 2020.
Adapun, komoditas nikel yang diproduksi di wilayah tambang Pulau Gag memiliki kadar karbon yang berkualitas. Nikel merupakan bahan baku yang bisa dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan baterai lithium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id