Salah satu opsi yang ditawarkan pemerintah yakni mempailitkan perusahaan energi tersebut. "Aduh, kondisinya rumit sekali, barangkali pilihannya mungkin harus kita pailitkan," kata Menko Perekonomian, Sofyan Djalil, di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (13/1/2015) malam.
Sofyan cenderung memilih opsi tersebut daripada menyelamatkan dengan skema akuisisi, menurutnya terlalu sulit dilakukan karena masalah yang dimiliki TPPI tak hanya satu sampai dua masalah.
"Enggak ada pilihan lain (kecuali pailitkan), siapa yang mau menghidupkan? Enggak mudah seperti itu, banyak sekali masalah," ucapnya.
Meskipun dirinya percaya PT Pertamina (Persero) memiliki kompetensi untuk mengakuisisi TPPI, namun utang perusahaan tersebut terlalu besar yakni kira-kira sebesar USD1,8 miliar.
Utang berjaminan (secured loan) antara lain sebesar USD375 juta kepada Pertamina, sebesar USD140 juta kepada SKK migas, dan lain-lain. Sedangkan utang tidak berjamin pada Pertamina sebesar USD230 juta dan kepada beberapa pihak lain.
"Siapa yang akuisisi? Pertamina? Bebannya luar biasa berat. Utang Tuban Petro itu selangit gitu loh. Harusnya dari dulu waktu saya jadi Menteri BUMN saya pailitkan saja, tapi tertunda 10 tahun," tuturnya.
Lebih lanjut, dirinya enggan membicarakan kapan rencana mempailitkan Tuban Petro akan dieksekusi. "Nanti kita lihat alternatif-alternatif, lebih cepat lebih paik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id