Mantan Dirut PT Pertamina Persero Karen Agustiawan. Dok/Patricia Vicka
Mantan Dirut PT Pertamina Persero Karen Agustiawan. Dok/Patricia Vicka

Kisah Karen Pasca Mundur

Patricia Vicka, Iqbal Musyaffa • 06 Oktober 2014 17:41
medcom.id, Jakarta: Untuk memenuhi janjinya kepada rekan-rekan media, mantan Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengundang sekitar 100 wartawan untuk makan siang bersama seusai resmi mengundurkan diri.
 
Karen datang dengan wajah sumringah langsung menyapa orang-orang yang hadir di sebuah restoran hotel yang berada di wilayah Cikini, Senin (6/10/2014). Setelah bersantap dan melayani permintaan foto selfie wartawan, Karen meluruskan informasi yang menyebutnya akan menjadi dosen di Harvard University setelah pengunduran dirinya.
 
Karen mengatakan bahwa dia bukan mengajar sebagai dosen, melainkan hanya akan mengisi rangkaian seminar terkait permasalahan energi di Harvard Kennedy School of Government. “"Saya berangkat ke Amerika Serikat pada akhir bulan untuk waktu yang tidak ditentukan. Saya memperoleh discipline scholarship di energy school. Saya akan memberikan seminar, mulai November 2014,” ujarnya.

Menurutnya, perkumpulan discipline scholarship mengadakan seminar setiap bulannya yang membahas berbagai tema. “Sebagai member discipline scholarship, maka saya harus memberikan seminar,” kata dia.  
 
Anggota perkumpulan ilmiah tersebut antara lain mantan presiden Meksiko dan pejabat gedung putih Amerika Serikat.
 
Karen yang mengenakan blus hijau tosca dilengkapi dengan kerudung motif warna-warni berponi menjelaskan, dia akan mengisi seminar dengan tema potret energi dunia dan apa yang bisa dipelajari serta momentum yang bisa diambil dari Amerika.
 
Hingga tahun 2025 terdapat 77 juta metrik per tahun LNG di Amerika Serikat dan itu akan dikaji dampaknya terhadap kebijakan energi Indonesia.
 
“Bagaimana struktur harga terkait pengembangan LNG di Kanada dan Australia serta keseimbangan harganya. Itu akan dipelajari selama di Harvard,” tukasnya.
 
Karen menambahkan, yang dilakukannya di Harvard secara tidak langsung diharapkan dapat menjadi masukan bagi kebijakan energi Presiden terpilih Jokowi ke depannya. Adapun, terkait siapa yang akan menjadi penggantinya sebagai Dirut, dia tidak mempermasalahkan.
 
“Siapapun yang dipilih tidak masalah. Pertamina sudah punya roadmap tahun 2025. Siapapun yang dapat dan paham mengenai Pertamina pasti bisa menjalankannya," ucapnya.
 
Dia mengharapkan akan muncul sosok wanita lain selain dirinya yang dapat memimpin perusahaan energi pelat merah ini dikemudian hari.
 
Pada kesempatan tersebut, Karen juga mengatakan bahwa setelah resmi tidak lagi menjabat sebagai orang nomor satu di Pertamina, dia hanya menghabiskan waktu bersama keluarganya di rumah.
 
Dia mengatakan ingin menggantikan waktunya bersama keluarga yang sempat berkurang ketika masih menjadi Dirut Pertamina.
 
Terkait informasi yang menyebut dirinya layak menjadi menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di kepemimpinan Jokowi-JK, Karen menolak menanggapi. “Yang mau jadi menteri (ESDM) banyak,” ucapnya singkat.
 
Berkali-kali dia menegaskan bahwa dirinya saat ini hanya seorang warga negara Indonesia biasa dan bukan siapa-siapa lagi. Kemudian, dia berharap roadmap Pertamina menjadi perusahaan energi di tahun 2025 dapat dipercepat menjadi tahun 2020.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan