Pada proyek pembangkit berkapasitas 2x800 MW ini, konsorsium Pertamina memberikan harga penawaran terendah. BUMN migas ini berpartner dengan Marubeni dan Sojits. Konsorsium ini berhasil unggul dari tiga kompetitornya yang sama-sama mengincar Jawa 1.
Mereka adalah Adaro Energi-Sembcorp Utilities, Medco-Kepco dan Nebras, serta konsorsium Mitsubishi yang berpartner dengan JERA, Rukun Raharja dan PJB (anak perusahaan PT PLN).
Bahkan, pada proyek IPP CCGT (Combined Cycled Gas Turbine) Pertama di Indonesia dan Terbesar di Asia Tenggara itu selisih harga antara konsorsium Pertamina dan Adaro (yang berada di posisi kedua) mencapai USD2,3 miliar atau hampir Rp30 triliun
"Hasil evaluasi akan diumumkan minggu ini," ujar Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso, Rabu (28/9/2016).
Iwan juga membeberkan kriteria konsorsium yang dibolehkan untuk mengikuti tender pengadaan pembangkit listrik dalam proyek 35.000 MW. "Pengembang yang benar, kompeten dan memiliki kemampuan keuangan yang baik," katanya.
Sementara, untuk lahan dalam proyek yang menelan dana hingga Rp26 triliun ini, PLN menyerahkan sepenuhnya kepada pemenang tender. Apakah nantinya akan dibangun di lahan reklamasi atau memiliki lahan sendiri.
"Permasalahan lahan diserahkan ke pengembang," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News