"Perseroan berkomitmen bisa berkontribusi mendorong perekonomian daerah, salah satunya adalah dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat," ungkap Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Adriansyah dalam siaran persnya, Selasa 26 September 2017.
Sementara untuk Early Civil Work (ECW), lanjut Adriyansyah, saat ini terdapat sekitar 200 orang unskill labour. Sejalan dengan makin padatnya pengerjaan proyek JTB di masa mendatang, kebutuhan tenaga kerja lokal juga akan semakin meningkat.
"Ini pekerja langsung, belum termasuk tenaga kerja tidak langsung yang mendukung program ini, proyek ini semakin bermanfaat untuk menggerakkan perekonomian daerah," tambah dia.
Adapun untuk memenuhi tenaga kerja professional, tambah Adriansyah, PEPC telah mengadakan sertifikasi tenaga kerja migas sebanyak 175 orang, di mana 170 orang telah terserap di Proyek Banyu Urip. Tenaga ahli migas lainnya adalah yang mempunyai sertifikasi welding sebanyak 20 orang.
"Dengan tenaga kerja bersertifikasi ini, PEPC optimistis proyek JTB akan bisa produksi 2021 dan dapat mempercepat utilisasi pipa Gresik–Semarang serta pemanfaatan gasnya bisa diperluas. Proyek yang memiliki kompleksitas tinggi dengan kandungan CO2 34 persen, kapasitas pemrosesan gas 330 MMCSFD dan produksi 172 MMSCFD memang membutuhkan tenaga kerja profesional secara selektif," jelasnya.
Senada, Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik menambahkan, bila lapangan gas yang membutuhkan investasi USD1,547 miliar ini berjalan dengan lancar, Pertamina berharap proyek-proyek yang sempat tertunda dan keekonomiannya diragukan akan kembali berjalan satu persatu.
"Selain menyerap tenaga kerja langsung, proyek ini nantinya juga akan menciptakan lapangan kerja baru di berbagai industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan akan mengurangi angka pengangguran," ungkap Massa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id