Ilustrasi kilang minyak Pertamina. Foto: dok MI.
Ilustrasi kilang minyak Pertamina. Foto: dok MI.

Tugas Ahok Tingkatkan Produksi Minyak Dalam Negeri

Media Indonesia • 25 November 2019 07:39
Jakarta: Kepala Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto mengungkapkan tantangan yang akan dihadapi oleh Basuki Tjahaja Purnama (BTP) sebagai Komisaris Utama Pertamina, yakni meningkatkan produksi minyak yang belum berhasil mencapai target dalam beberapa tahun terakhir.
 
"Ini berarti harus meningkatkan usaha eksplorasi dan terhadap eksploitasi, baik onshore maupun offshore," kata Toto melalui pesan singkat, Minggu, 24 November 2019.
 
BTP sebagai Komisaris Utama, sambung Toto, harus bisa memastikan Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dilaksanakan sesuai dengan target.

Untuk mencapai itu, Toto menilai diperlukan teknologi mutakhir dengan investasi yang cukup besar diikuti dengan risiko yang tinggi, sehingga dibutuhkan pengawasan yang kuat dari Dewan Komisaris.
 
Tak hanya itu, tugas BTP lainnya yakni mengamankan dan memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam kondisi yang aman disertai dengan sedikit impor.
 
"Perlu pengawasan kuat dari pihak Dewan Komisaris ataupun Komisaris Utaman bahwa proses ini dilakukan sesuai SOP dan mengeliminasi kemungkinan terjadinya kebocoran," terang Toto.
 
Lebih lanjut, ia menyarankan agar BTP bekerja dengan efektif sesuai dengan kapasitas, sehingga tata kelola internal Pertamina berjalan dengan baik.
 
"Komisaris Utama bisa mengoptimalkan organisasi supporting seperti Komite Audit dan komite nominasi untuk analisis data yang lengkap dan akurat. Komisaris Utama harus bekerja secara fokus dengan waktu yang cukup sehingga dapat efektif dalam fungsi pengawasan," jelas Toto.
 
Menyoal posisi Komisaris Utama Bank Tabungan Negara yang diembankan kepada Chandra Hamzah, Toto menghadapi, mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi itu akan dihadapi dengan fungsi pengawasan situasi BTN pada triwulan III-2019.
 
"Laba hanya mencapai sekitar Rp1 triliun, turun laba hampir separuh dibandingkan posisi yang sama di tahun sebelumnya," imbuh Toto.
 
"Perlu upaya pengembangan produk (diversivikasi) untuk menanggulangi turunnya net interest income yang didominasi produk kredit subsidi KPR," pungkas Toto.
 
Chandra, sambung Toto, memilki tugas untuk memberikan masikan terkait proses percepatan digitalisasi perbankan dan memberikan arahan soal peningkatan Good Coorporate Governance sehingga kemungkinan terjadinya fraud bisa diminimalisir. (M. Ilham Ramadhan Avisena)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan