Penambahan enam titik SPBU 3T yang diresmikan yaitu SPBU Kompak 66.794.001 Seponti, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat; SPBU Kompak 66.788003 Manis Mata, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat; SPBU Kompak 66.743003 Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah; SPBU Kompak 66.744004 Katingan tengah, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah; SPBU Kompak 66.742002 Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah; dan SPBU Kompak 65.772002 Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman dalam sambutannya menjelaskan secara nasional program akselerasi BBM satu harga dari 2017 sampai 2019 akan dibangun 170 penyalur. Pada 2017 telah terbangun 57 penyalur BBM satu harga (54 penyalur oleh PT Pertamina dan tiga penyalur PT AKR).
"Pada 2018, telah dibangun 74 penyalur dengan rincian 68 penyalur oleh Pertamina dan enam penyalur oleh PT AKR. Sedangkan untuk 2019, akan dibangun 39 penyalur dengan rincian 38 penyalur oleh PT Pertamina dan satu penyalur oleh PT AKR," kata Fatar dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 26 September 2019.
Sementara itu Region Manager Communication, Relation & CSR Kalimantan Heppy Wulansari menjelaskan Pertamina Marketing Operation Region VI Kalimantan mendapatkan 35 titik sebagai target dari 2017-2019. Pada 2019, terdapat delapan titik dan tinggal satu titik lagi yang dalam waktu dekat akan beroperasi, yaitu di Delang, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.
"Secara keseluruhan, persebaran SPBU 3T BBM satu harga di Kalimantan yaitu enam titik di Kalimantan Timur, delapan titik di Kalimantan Utara, dua titik di Kalimantan Selatan, 10 titik di Kalimantan Tengah, dan sembilan titik di Kalimantan Barat," kata Heppy.
Pertamina, kata Heppy, terus berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Beroperasinya SPBU BBM satu harga di Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara menjadikan Pertamina telah mencapai 157 titik dari target 160 titik di 2019. Tiga titik yang sedang dalam masa progres berada di Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
"Merealiasikan penugasan ini membutuhkan perjuangan yang tidak mudah mengingat kondisi geografis yang menantang, Selain itu, upaya perjuangan tim Pertamina melakukan survey transportasi BBM setelah titik ditetapkan, menggandeng investor lokal untuk bersedia menjadi mitra, pembangunan infrastruktur, hingga lembaga penyalur berupa SPBU siap beroperasi juga menjadi tantangan tersendiri," tambah Heppy.
Hadirnya SPBU 3T di tengah masyarakat berdampak besar bagi mereka yang membutuhkan bahan bakar untuk kehidupan sehari-hari atau bahkan penunjang mata pencaharian. Masyarakat tidak lagi harus merogoh kocek yang besar untuk mendapatkan bahan bakar. Perubahan dari solar dan premium dari sekitar Rp15 ribu hingga Rp20 ribu lebih untuk satu liter premium atau solar, kini masyarakat dapat menikmati BBM dengan satu harga yaitu premium Rp6.450 per liter dan produk solar seharga Rp5.150 per liter. Selisih harga tersebut dapat mereka alihkan penggunaannya ke kebutuhan lain.
Lebih jauh Heppy menghimbau partisipasi aktif dari masyarakat dalam mengawasi pelayanan dan distribusi BBM serta elpiji di lapangan, sehingga pelayanan yang Pertamina berikan dapat lebih optimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News