Suasana ketika manajemen Molindo Raya Industri melakukan kunjungan ke MetroTV (Foto: Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo)
Suasana ketika manajemen Molindo Raya Industri melakukan kunjungan ke MetroTV (Foto: Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo)

Produsen Etanol Keluhkan Bahan Baku Tidak Kompetitif

Kautsar Widya Prabowo • 04 Mei 2018 07:15
Jakarta: Manajemen PT Molindo Raya Industri berharap Pemerintah Indonesia bisa bersikap tegas terkait dengan impor etanol, terutama ke Pakistan yang menginginkan tanpa biaya. Pasalnya ini dapat mengancam produksi etanol dalam negeri yang masih mengandalkan limbah gula sebagai bahan bakunya.
 
"Indonesia sudah cukup bagus dengan adanya pembatasan impor 30 persen. Tapi kalau seandainya keran masuk impor dari Pakistan dibuka membuat proteksi dalam negeri terancam," kata President Director Arief Goenadibrata, dalam kunjungannya ke Metro TV, di Kedoya, Jakarta Barat, Kamis, 3 Mei 2018.
 
Ia meminta pemerintah dapat melihat kondisi etanol yang dikelola berbasis limbah. Hal tersebut dinilai membantu Indonesia agar lebih baik. Etanol dalam negeri pun tak kalah dengan Paksitan, di mana Indonesia menggunakan molase hasil akhir dari limbah gula.

Namun di sisi lain, bahan baku tersebut dinilai belum kompetitif. Sedangkan alternatif bahan baku yang berasal dari jagung, singkong, dan gandum perlu ongkos lebih mahal dari limbah gula. "Bahan baku kita tidak kompetitif untuk dalam negeri dan luar. Kita masih subsidi silang dalam dan luar negeri," tukasnya.
 
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pangsa terbesar perusahaan yang bergerak dalam manufaktur etanol adalah produsen kosmetik yang dapat mencapai 35 persen dibandingkan dengan perusahan obat pil atau pun rokok.
 
"Untuk kosmetik hingga 30 sampai 35 persen. Lebih besar dari cairan obat pil, parfum, hingga rokok," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan