Hal itu diungkapkan, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam meskipun pemerintah saat ini tengah mempersiapkan surat keputusan revisi porsi Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation yang berisi hak kelola keduanya diperbesar menjadi 39 persen.
Seperti diketahui, kontrak Total di Blok Mahakam akan berakhir pada 31 Desember 2017 mendatang dan pada 1 Januari 2018 blok tersebut sudah dikelola Pertamina. Pada 2015 lalu, sudah diteken surat pengalihan Blok Mahakam 100 persen menjadi milik Pertamina.
"Sebelum ada perubahan ya kita pegang itu," kata Syamsu kepada Medcom.id, Minggu, 10 Desember 2017.
Fokus Pertamina saat ini, Syamsu menjelaskan adalah menjaga produksi agar tidak terus mengalami penurunan. Ia menyebut baru saja menyelesaikan pengeboran sumur ke-12. Saat imi sudah masuk ke sumur 13.
"Kita sudah di 2017 kita sudah selesai mengebor sumur yang ke 12. Nanti, sumur yang ke-13 sedang berjalan. Nanti mulai 1 januari kita mulai produksikan," ucap dia.
Di sisi lain, lanjut Syamsu, mendekati 1 Januari 2018, segala urusan transisi juga hampir selesai dilakukan. Termasuk pemindahan karyawan Total yang akan menjadi karyawan Pertamina.
"Terus masalah SDM (Sumber Daya Manusia) transisi sudah jalan. Sebagian besar hampir semuanya pegawai tepi sudah masuk. Sudah signing contract. Kita sedang siapkan 1 Januari malam tahun baru kita disana," ungkap dia.
Pada 2018, Syamsu juga menambahkan, Pertamina akan terus menambah kegiatan pengeboran sumur. Hal itu ditekankannya untuk menjaga penurunan produksi natural (natural decline). Adapun produksi yang ditargetkan sesuai dengan rencana kerja dan budgeting (Works Plan & Budgeting/WP&B) 970 mmscfd untuk gas.
"Pasti ada tambahan lagi. Pasti. 2018 kita kan tambah lagi. Ya mudah mudahan produksi naik lagi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News