Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan hal ini merupakan salah satu langkah pihaknya dalam mengatur persaingan usaha di hilir migas agar tetap sehat. Hal ini pun menindaklanjuti rencana PT AKR Corporindo Tbk yang menggandeng perusahaan asal Inggris, British Petroleum (BP) yang berencana membangun 350 SPBU di Indonesia.
Ifan sapaan akrab dirinya mengatakan hal ini sebenarnya bukan hanya ditujukan pada AKR dan BP. Namun juga perusahaan lainnya seperti ExxonMobil, Vivo, Total, dan Shell yang juga diimbau untuk membangun di luar Jawa.
"Pesan kami tolong Shell, Total, Exon, Vivo termasuk juga AKR agar jangan cuma bangun di wilayah (Jawa). Kamu mesti bangun di luar Jawa karena rakyat Indonesia bukan hanya ada di Jawa," kata Ifan di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Desember 2018.
Dia mengatakan apabila perusahaan tersebut bersikukuh membangun fasilitas di Jawa maka Pertamina harus bekerja sendiri untuk membangun di seluruh wilayah. Oleh karenanya untuk mengurangi beban Pertamina perlu ada pengaturan tersebut.
Dia bilang beberapa di antaranya seperti ExxonMobil yang berkomitmen untuk membangun di daerah lain. Begitu juga AKR dan juga Vivo yang menurut dia berkomitmen membangun di luar Jawa.
"Jadi kami sangat mendorong. Tidak perlu basis yang besar di luar Jawa yang penting menjamin ketersediaan distribusi (BBM). Kalau dia bangun di pusat kota besar mahal investasinya Rp10 miliar, tapi banyak orang desa yang enggak dapat kan sayang. Tapi kalau dia bangun di desa investasinya mungkin cuma Rp200 juta," jelas dia.
Sebelumnya, PT AKR Tbk bersama BP berencana membangun 350 SPBU di Indonesia selama 10 tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News