Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan implementasi dari penerapan sistem tersebut sangat diperlukan karena semakin bertambahnya jenis bahan bakar yang didistribusikan, serta semakin kompleksnya kondisi di jalan.
Secara rutin, lanjut Wianda, Pertamina melakukan pembinaan awak mobil tangki. Pertamina juga membekali pasukan distribusi BBM jalur darat tersebut dengan buku saku Risk Journey Management (RJM) dalam operasional sehari-hari.
"Upaya ini sejalan dengan komitmen perusahaan yang saat ini tengah mengkampanyekan zero fatality," kata Wianda, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis 9 Maret 2017.
Sementara itu, Direktur Operasi Patra Niaga Abdul Cholid menyampaikan, salah satu aspek utama dalam kelancaran distribusi adalah keselamatan berkendara oleh para AMT. Pertamina Patra Niaga selaku pengelola distribusi BBM memberikan perhatian khusus pada kesiapan AMT dalam melaksanakan tugas agar tidak mengganggu keselamatan berkendara.
"Dengan antisipasi tersebut, terbukti tren insiden kecelakaan mobil tangka di jalan raya menurun dari tahun ke tahun. Untuk 2016 saja hanya mencapai 0,006 persen dari total ritase tangki BBM termasuk didalamnya insiden kecil," kata Abdul Cholid.
Khusus di Terminal BBM Plumpang terdapat 248 mobil tangki, yang didukung oleh 1213 awak mobil tangki dan melayani pendistribusian ke 829 SPBU yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Adapun rata-rata penyaluran sekitar 15.837 KL/hari.
Wianda menambahkan pengawasan terhadap pengemudi yang jumlahnya mencapai ribuan tersebut rutin dilakukan. Patra Niaga juga menyiapkan wisma AMT di setiap Terminal BBM sebagai rumah istirahat.
"Kami juga menyiapkan ruang pemeriksaan kesehatan untuk memantau tingkat kebugaran dan kesiapan AMT sebelum menjalankan tugas, kesehatan yang didukung tenaga medis," pungkas Wianda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News