"Sekitar Rp6 miliar ada 22 unit sampai tahun ini. Itu kan yang slow charging, yang buat motor itu banyak sekali di Jakarta," kata General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad, ditemui di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2019.
Ikhsan mengatakan untuk satu unit fast charging bisa menyedot investasi sebesar Rp800 juta. Sedangkan untuk ultra fast charging mencapai Rp1,5 miliar. Dia bilang jumlah stasiun pengisian tersebut akan bertambah. Tahun depan dalam roadmap ditargetkan menambah 160 titik.
Oleh karenanya PLN bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero), PT Jasa Marga (Persero) dan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain. Di sisi lain terkait tarif pengisian, Ikhsan bilang, harus dihitung betul sebab investasi yang dikeluarkan mahal.
Menurutnya perlu dilihat berbagai komponen agar bisa menutup investasi yang dikeluarkan. Untuk balik modal, Ikhsan mengatakan, perlu waktu 10 tahun. Namun, dia menegaskan, PLN berniat untuk mendorong agar orang beralih ke kendaraan listrik.
"Sebenarnya tarifnya Rp2.000-Rp2.500 per kWH. Perlu dilihat apa pengembaliannya, itu sebabnya perlu ada insentif dari pemerintah untuk orang yang bangun charging station," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News