Presiden ExxonMobil Cepu Limited Louise McKenzie mengatakan hal ini menyusul terealisasinya produksi minyak kumulatif di lapangan tersebut lebih dari 357 juta berel. Dalam rencana pengembangan (POD) awal, produksi minyak di Lapangan Banyu Urip ditargetkan sebesar 357 juta barel.
"Dengan capaian ini, berarti kami telah memenuhi komitmen cadangan terproduksi dari POD awal dalam waktu kurang dari setengah periode kontrak kerja sama," kata Louise dalam keterangan resmi, Senin, 23 Desember 2019.
Dia mengatakan capaian tersebut telah mengakselerasi pendapatan bagi Pemerintah Indonesia dan para mitra di Blok Cepu. Dengan capaian tersebut, kata Louise, pihaknya pun merevisi jumlah cadangan minyak di Lapangan Banyu Urip hingga 450 juta barel pada saat pendanaan penuh. Serta kembali meningkatkan lagi hingga 823 juta barel.
"Ini berarti kami berharap untuk memenuhi lebih dari dua kali lipat komitmen volume POD awal, ini merupakan hasil yang hebat dari semua pemangku kepentingan," tutur dia.
Louise menambahkan, dengan capaian tersebut juga membuktikan kinerja Exxon dalam segi keselamatan dan keandalan operasi, kajian teknis yang mendalam, manajemen reservoir yang baik serta efisiensi biaya.
"Keberhasilan ini berkat kemitraan yang kuat antara SKK Migas, ExxonMobil Cepu Limited dan para mitra Blok Cepu-Pertamina EP Cepu dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu. Kami juga berterima kasih atas dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah serta masyarakat sekitar kepada operasi Banyu Urip," jelas Louise.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News