Gedung Pertamina (FOTO: Antara/Andika Wahyu)
Gedung Pertamina (FOTO: Antara/Andika Wahyu)

2018, PLBC Diperkirakan Tambah Suplai Pertamax 91.000 Bph

Annisa ayu artanti • 09 Juni 2016 18:47
medcom.id, Balikpapan: PT Pertamina (Persero) memperkirakan pada pertengahan 2018 Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) akan selesai dan nantinya mampu menambahkan kuota kapasitas Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertamax sebanyak 91.000 barel per hari.
 
Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, saat ini Pertamina tengah fokus untuk memenuhi kebutuhan BBM masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pemenuhan permintaan gasoline dengan kadar research octane number (RON) 92.
 
Upaya itu dilakukan sejalan dengan dirinya tidak menampik bahwa pengguna BBM jenis premium sudah banyak beralih ke BBM jenis pertamax. Artinya kebutuhan BBM jenis pertamax setiap hari akan mengalami peningkatan.

"Proyek Langit Biru Cilacap ini akan mengubah seluruh 91.000  barel premium dengan RON 88, dan seluruhnya akan menjadi 91 ribu barel gasoline dengan standar RON 92 atau pertamax untuk menyediakan BBM yang lebih berkualitas bagi masyarakat," kata Rachmad, saat konferensi pers di Kilang Balikpapan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (9/6/2016).
 
Untuk itu, Rachmad meyakinkan PLBC akan selesai pada pertengahan 2018 sebagai solusi pemenuhan kapasitas BBM jenis pertamax. Menurutnya dengan selesainya PLBC ini akan menambahkan valuable product yang semula hanya RON 88 menjadi RON 92.
 
"Itu kami yakinkan pertengahan 2018 sudah selesai," tegas Rachmad.
 
Rachmad menambahkan, dengan mengubah valuable product ini bukan berarti mengasingkan dan mengurangi jatah BBM jenis premium dipasaran. Dalam hal ini, Pertmina berjanji untuk tetap menjamin keberadaan BBM jenis premium.
 
"Premium akan dihilangkan? Tidak lah. Tetap akan disediakan. Kami tidak akan meninggalkan masyarakat untuk premium. Hanya saja, kami siap untuk masyarakat untuk pindah produk yang lebih bagus," kata Rachmad.
 
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, penurunan konsumsi BBM jenis premium saat ini dikarenakan masyarakat mulai beralih menggunakan BBM jenis lain seperti pertamax dan pertalite. Menurut catatan Pertamina sampai akhir 2015 penjualan pertamax dan pertalite terus mengalami kenaikan.
 
"Pertamax naik dari 900 ribu kiloliter menjadi 2,5 juta kiloliter. Pertalite menjadi 370 ribu kiloliter selama sekian bulan. Itu terjadi pergeseran (premium)," jelas Ahmad.
 
Dengan data tersebut, diprediksi pasar premium lama-kelamaan akan terus mengalami penurunan. Sampai dengan akhir 2016 saja perseroan menargetkan pangsa pasar premium turun menjadi 68 persen.
 
"Akibatnya premium di 2016 akan turun. Komposisi Premium 74 persen sampai April. Diperkirakan akhir tahun 68 persen," pungkas Ahmad.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan