Anggota Fraksi NasDem ini mengusulkan asumsi dasar besaran subsidi solar untuk RAPBN 2016 sebesar 17 sampai 18 juta kl. Asumsi perhitungan yang digunakan oleh Kurtubi mempertimbangkan besaran asumsi pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah sebesar enam persen.
Dia juga mengingatkan Kementerian ESDM bahwa pada APBN-P 2015 telah ditetapkan jumlah solar bersubsidi sebesar 17,05 juta kl. Karena itu, ia mengusulkan kisaran patokan subsidi solar pada RAPBN 2016 tidak terlampau jauh dari APBN-P 2015.
"Untuk batas atasnya mengacu pada angka 17,05 juta kl (berasal dari angka APBN-P tahun 2015) dikali dengan pertumbuhan ekonomi enam persen lebih. Jadi sekitar 18,00 juta kl dan asumsi terendahnya sama sekitar 17,00 juta kl," ujarnya, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (26/6/2015).
Kurtubi juga menekankan bahwa solar bersubsidi sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya kalangan pelaku ekonomi. Oleh karena itu, ia meminta DPR menyetujui subsidi harga solar per liter minimal Rp1.000.
"Hal ini dimaksudkan untuk menolong agar kalangan usaha lebih cepat geraknya. Sehingga lalu lintas barang dari sentra produsen ke sentra konsumen (pasar) bisa lebih murah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said sendiri pada kesempatan tersebut membenarkan bahwa ada pertimbangan pertumbuhan ekonomi enam persen, namun ia juga memiliki pertimbangan lain yang mendasari angka subsidi solar yang diajukannya.
Sudirman menjelaskan, berdasarkan data statistik yang ada, terlihat adanya penurunan volume konsumsi solar bersubsidi sebesar 14 persen. Hal ini, menurutnya, antara lain disebabkan karena subsidi terhadap nelayan untuk kapal berbobot 30 gross tone (GT) ke atas sudah dihapus.
"Selain itu, angka penyelundupan BBM solar menurun karena adanya disparitas harga antara solar subsidi dan non subsidi yang hanya Rp1.000 dan ini sangat positif bagi kita. Kalau Komisi VII menghendaki adanya suatu cadangan, kita masih ada waktu sampai Oktober pada waktu kita memutuskan atau memfinalkan RAPBN 2016," pungkasnya.
Komisi VII akhirnya sepakat untuk menetapkan angka asumsi dasar subsidi BBM Jenis Solar pada APBN 2016 dalam kisaran 16,0 juta hingga 18,00 juta kl dari yang sebelumnya diajukan oleh pemerintah dengan kisaran 16,82 juta-17,22 juta kl.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News