Saat ini, kedua perusahaan tengah melakukan proses sosialisasi internal yang akan dilanjutkan ke seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) di sektor migas sehingga holding BUMN migas bisa cepat terealisasi.
Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali mengungkapkan, perseroan yang melakukan holding akan membantu perusahaan tersebut bisa mendapat aset lebih besar. Dengan demikian investasi perseroan untuk melakukan ekspansi bisnis juga akan lebih besar.
Baca: Menteri Rini Optimistis Revisi PP Holding Jadi UU Akhir 2016
"Kedua, kita jadi bisa punya reputasi lebih besar. Sehingga kita punya talenta yang bagus," ujar Rhenald Kasali, dalam acara Pertamina International Learning Conference (PILC) 2017 Hari Kedua, di Hyatt Regency Hotel, Yogyakarta, Kamis (19/1/2017).
Baca: Pengamat: PP 72/2016 Abaikan Peran DPR terhadap BUMN
Holding migas, katanya, bisa menciptakan efisiensi yang lebih baik. Kondisi tersebut bisa menciptakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas menjadi lebih murah hingga ke pelanggan. "Karena di dunia ini memang yang dicari harga lebih murah," paparnya.
Soal ekspansi, lanjutnya, holding migas bisa membuat eksplorasi tambang minyak lebih banyak di berbagai belahan dunia. Hal tersebut turut pula mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan kedaulatan, bahkan ketahanan energi.
Baca: Pengusaha Khawatir Holding BUMN Buat Persaingan Bisnis Jadi tak Sehat
Ketahanan, sebutnya, lebih tinggi levelnya dibandingkan dengan kedaulatan. Ketahanan energi bisa diciptakan apabila perusahaan holding migas bisa mencari energi yang lebih murah. Ketahanan energi tak akan tercapai bila aset perusahaan migas terbatas. Maka itu, holding jadi jalan terbaik untuk mewujudkan kedaulatan mengingat potensi leverage yang besar.
"Itu kemampuan leverage, untuk bisa mendapatkan sumber dana yang murah. Dengan sumber dana yang murah ini kita bisa menyimpan untuk anak cucu kita," tutup Rhenald Kasali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
