"Memang ada tantangan bagi petani swadaya. Jadi nanti ada petani inti itu dari perusahaan inti, petani plasma, dan petani swadaya. Petani swadaya ini yang pertama membutuhkan bantuan," ujarnya, di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng Timur, Jakarta, Senin (15/6/2015).
Mantan Wakil Menteri Perdagangan ini juga nantinya akan berinterkasi dengan dirjen perkebunan dalam menentukan lokasi prioritas. "Jadi, kami akan berinteraksi dengan dirjen perkebunan (Kementerian Pertanian) untuk menentukan di mana dan kebun mana yang kira-kira jadi prioritas," sambung dia.
Menurut dia, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Sofyan Djalil juga menggarisbawahi bahwa peremajaan ini akan menggunakan skema perbankan. Sebab, sawit dinilai mengguntungkan sehingga tidak ada alasan bagi perbankan untuk tidak melakukan pembiayaan.
Untuk itu, dana pungutan CPO Fund sendiri akan disimpan di satu bank kustodian, salah satu bank yang mampu menyalurkan untuk kegiatan yang sudah disesuaikan dengan aturan. Bank juga akan diberi tugas untuk mengelola dananya, sehingga bisa memberikan nilai tambah dalam konteks finansial.
"Sehingga dana yang dimiliki oleh sawit tidak hanya datang dari pungutan tapi juga datang dari pemanfaatan dari dana pungutan itu sendiri. Jadi kalau dananya diputar akan memberikan nilai yang lebih besar. Bank kustodian yang akan melakukan itu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News