Ilustrasi. Foto: AFP
Ilustrasi. Foto: AFP

Pertamina Genjot Produksi Lapangan Sukowati di Atas 10.000 BPH

Suci Sedya Utami • 09 September 2019 08:01
Jakarta:  PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina EP berupaya mengoptimalkan produksi minyak di Lapangan Sukowati bisa melampaui angka 10 ribu barel per hari (bph).
 
General Manager Asset 4 Pertamina EP Agus Amperianto mengatakan peningkatan produksi akan dilakukan menggunakan teknologi enhanced oil recovery (EOR). Penerapan EOR dimulai dengan pengeboran dua sumur yakni Sumur I-3 dan Sumur I-5 pada Oktober 2019 dan Januari 2020. Pengeboran ini dilakukan demi memastikan kedalaman sumur yang dapat dicapai untuk proses EOR tanpa mengurangi kemampuan produksi.
 
"Harapan kita di atas 10 ribu bph, dengan rate yang sekarang 9 ribu bph," kata Agus di Jakarta seperti dikutip, Senin, 9 September 2019.

Agus menambahkan, penerapan EOR dimulai dengan pengeboran dua sumur yakni Sumur I-3 dan Sumur I-5 pada Oktober 2019 dan Januari 2020. Pengeboran ini dilakukan demi memastikan kedalaman sumur yang dapat dicapai untuk proses EOR tanpa mengurangi kemampuan produksi.
 
Dalam penerapan EOR, Pertamina EP bakal memanfaatkan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari proyek Lapangan Tiung Biru (JBT) untuk bisa diterapkan di Lapangan Sukowati.
 
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan kedua lapangan tersebut terletak di wilayah yang berdekatan. Dia bilang Lapangan migas JTB memiliki kandungan CO2 yang lumayan besar. Ia bilang, CO2 tersebut diinjeksi ke Lapangan Sukowati agar bisa dimanfaatkan untuk EOR.
 
"Sedang dilakukan studi, CO2-nya bisa enggak nanti diinjeksi ke Sukowati sehingga menjadi EOR. CO2 yang dihasilkan JBT tidak dilepaskan ke udara, melainkan dimasukkan ke reservoir Sukowati dengan demikian tekanan Sukowati menjadi lebih kuat," kata Dharmawan di Jakarta seperti dikutip, Senin, 9 September 2019.
 
Apabila studi yang ditargetkan rampung di pertengahan 2020 tersebut menyatakan bisa diterapkan, maka pemanfaatan CO2 Flooding ini menjadi yang pertama digunakan di Indonesia. Ia bilang metode penerapan CO2 untuk EOR juga sudah diterapkan di Amerika Serikat. 
 
"Nama proyeknya Petra Nova, CO2 dicairkan setelah cair dimasukkan ke dalam reservoir," tutur dia.
 
Dharmawan menambahkan, selain meningkatkan produksi, penggunaan metode ini juga akan membuat proyek lebih efisien serta mampu mengurangi emisi gas buang.
 
"Pertama produksi naik, CO2 berkurang. Nah sekarang kita lagi studi harapannya kelar nanti bisa dieksekusi," jelas dia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan