Ilustrasi (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).

Pengembangan Wilayah Migas di Natuna Dapat Dilakukan

Annisa ayu artanti • 18 Juli 2016 18:29
medcom.id, Subang: Field Manager PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang, Armand Mel Hukom menilai kendala pengembangan wilayah migas di perairan Natuna bisa saja dipecahkan karena memang sudah memiliki cadangan terbukti. Meskipun diakuinya, kendala tersulitnya adalah memisahkan cadangan gas terpakai dengan tingginya kadar karbon dioksida (CO2).
 
"Gas Natuna, yang kami tahu itu ratusan TCF dan kandungan CO2 sekitar 65 persen dan berada di laut besar. Kalau represensi bisa. Apalagi, secara teorinya bisa (dipecahkan), karena (cadangan) sudah proven (terbukti)," kata Armand di Kantor PT Pertamina Asset 3 Field Subang, Subang, Jawa Barat, Senin (18/7/2016).
 
Armand menjelaskan, dirinya dapat menyimpulkan demikian lantaran memang wilayah migas di utara Indonesia tersebut memiliki cadangan yang sudah terbukti. Jadi, ditegaskannya, pernyataan dirinya hanya sekedar masukan saja.

"Jadi kalau ditanya bisa atau tidak ya bisa. Tapi harus menghitung keekonomian. Karena, posisi alamnya berada di lautan lepas," ujar dia.
 
Armand menuturkan, pemisahan CO2 dari gas yang dapat terpakai sudah diterapkan di Pertamina EP Asset 3 Field Subang. Pertamina EP Asset 3 Field Subang memiliki dua plant pemurnian CO2 atau Removal Plant yang berada di Cilamaya dan di Subang.
 
Armand menuturkan, CO2 Removal Plant di Cilamaya beroperasi sejak 2000 dan didesain untuk menurunkan kadar CO2 dari 40 persen menjadi 5 persen. Gas CO2 ini tidak serta merta dibuang, Ia mengungkapkan, gas CO2 ini nantinya yang dikirim ke konsumen oleh PT Samator sebanyak 1.172 MMSCFD dengan revenue sebesar USD2.842,05 per hari.
 
CO2 Removal Plant di Subang didesain untuk menurunkan lender CO2 dari 23 persen menjadi 5 persen. Gas CO2 yang dipisahkan tersebut dijual ke PT Aneka Gas Industri sebesar 1.820 MMSCFD. Armand menambahkan, Pertamina EP Asset 3 Field Subang merupakan pionir dalam memanfaatkan gas CO2.
 
"Belum ada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas lain di Indonesia yang menjual dan memanfaatkan CO2 untuk kepentingan masyarakat dan menguntungkan bagi perusahaan," tutup dia.
 
Sekadar informasi, berdasarkan analisis geologi dan hasil pengeboran total seluruh gas yang ada disana 222 TCF. Tapi, sebagian besar yakni 72 persen adalah karbon dioksida (CO2) dan hanya 46 TCF cadangan gas yang bisa terpakai. Ini lah yang menjadi salah satu kendalanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan