"Saya mendengar ada pembangkit listrik yang mangkrak sejak 7-8 tahun. Ini habisnya kurang lebih Rp1,5 triliun," ucap Presiden usai meresmikan PLTU Ketapang di Desa Jungkat, Mempawah, Kalbar, Kamis (2/6/2016).
Tiga MPP yang masing-masing berkapasitas 3x50 megawatt ini berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Jokowi ingin, ketiganya dioperasikan kembali oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
"Kalau ndak bisa dipakai bapak, ibu bisa bayangkan. Rp1,5 triliun duit negara atau duit rakyat. Tadi sudah saya perintahkan ke Dirut PLN, kalau ini harus selesai. Janjinya pak dirut Desember 2016," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
.jpg)
Presiden Joko Widodo di PLTU Ketapang, Desa Jungkat, Mempawah, Kalbar. Desi Angriani/MTVN.
Presiden berharap target tersebut dapat direalisasikan secepat mungkin agar menambah daya pasok listrik di Kalimantan Barat. Terlebih akan ada kerja sama antara Antam dan investor asing dalam industri poksit dan luminax.
"Ya udah akhir tahun enggak apa-apa, tapi selesai, deal selesai. Ya kerja harus seperti ini. Diberi target kalau rampung ya harus rampung. Mempawah akan ada kerja sama besar untuk industri antara Antam dengan negara lain yang join dan membikin industri poksit, luminax di sini," tandasnya.

Direktur PLN Sofyan Basyir menjelaskan, mangkraknya proyek tersebut dikarenakan faktor perencanaan yang tidak tepat. Pihak kontraktor, katanya, tidak dapat disalahkan karena proyek tersebut berdiri di atas lahan gambut.
"Mangkraknya dari awal pada saat perencanaan lahan, karena ini gambut. Ini memang tidak pas sih utk mereka Jadi si kontraktornya tidak keliru. Hampir rata-rata begitu, dulu sering banting-banting harga sampai akhirnya engga mampu," beber Sofyan.
Namun, ia yakin proyek tersebut tetap dapat dilanjutkan. "Iya pasti bisa," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News